Menuju konten utama

Kebocoran Pipa di Perairan Banten Diklaim Minim Dampak ke Warga

“Tim dari CNOOC telah mengirimkan tim penyelam dan DSV untuk melakukan investigasi penyebab kejadian tersebut.”

Kebocoran Pipa di Perairan Banten Diklaim Minim Dampak ke Warga
Pekerja melakukan perbaikan pipa gas yang bocor di area proyek (ilustrasi). ANTARA FOTO/Risky Andrianto

tirto.id - Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim telah mengamankan area lokasi kejadian pipa bocor di perairan Banten. Adapun pipa yang bocor itu ternyata diketahui milik China National Offshore Oil Corporation SES Ltd (CNOOC).

“Tim dari CNOOC telah mengirimkan tim penyelam dan DSV untuk melakukan investigasi penyebab kejadian tersebut,” ujar Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih, dalam keterangan resminya pada Senin (9/7/2018).

Kendati terdapat kebocoran pada pipa gas bawah laut, namun Soerjaningsih memastikan bahwa potensi bahayanya terhadap lingkungan sangat rendah. Itu dikarenakan kandungan gas pada pipa yang terdiri dari 95 persen gas dan 5 persen CO2. Dengan komposisi tersebut, Soerjaningsih mengatakan kecil kemungkinannya mengandung kondensat.

Guna menelusuri penyebab kebocoran pipa, CNOOC yang bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut bakal mengidentifikasi kapal yang ditengarai sempat melewati daerah terbatas pipa penyalur gas. Berdasarkan pemeriksaan visual di lepas pantai Cilegon dari jarak 1,5 kilometer pada Senin (9/7/2018) pukul 09.30 WIB, memang terlihat adanya kapal yang melintas.

Masih dalam kesempatan yang sama, Soejaningsih juga menyebutkan sejumlah upaya yang telah dilakukan untuk meminimalisir potensi bahaya. Di antaranya dengan menutup block valve di lokasi Gas Plant, mengurangi tekanan sumur di daerah mila-a, asti-a, dan banuwati-a, serta mematikan kompresor sumur di zelda dan gas yang masih diproduksi dialihkan ke flaring.

“Dampak dari kejadian ialah penurunan suplai gas ke PLN dari 55 BBTUD ke 0 BBTUD. Ini dimungkinkan dapat disuplai dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN), maksimum 40 BBTUD,” ujar Soejaningsih.

Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN, Supangkat Iwan Santoso, tidak menampik apabila beban kapasitas PLTU Cilegon menurun. Pada kondisi normal, beban kapasitas berada di kisaran 600-650 mega watt (MW), sementara sejak kejadian turun menjadi sekitar 300 MW.

“Pasokan di PLTU Cilegon kan memang separuh dari CNOOC, separuh dari PGN. Karena pipa gas CNOOC bocor lalu ditutup, sehingga pembangkitnya turun beban suplainya. Tapi tidak padam karena ada suplai lain,” jelas Iwan.

Adapun suplai lain tersebut berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar dan PLTU Labuhan. Dengan demikian, Iwan memastikan distribusi listrik ke masyarakat tidak akan terganggu.

Baca juga artikel terkait PIPA GAS BOCOR atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yulaika Ramadhani