Menuju konten utama
Periksa Fakta

Kebenaran tentang Video Pertengkaran Adian dan Budiman

Potongan video dan klaim yang beredar di media sosial ini dikategorikan sebagai "missing context", bisa menyesatkan jika tanpa keterangan tambahan.

Kebenaran tentang Video Pertengkaran Adian dan Budiman
Header Periksa Fakta Budiman Sudjatmiko. tirto.id/Fuad

tirto.id - Jelang 14 Februari 2024, yang merupakan tanggal Pemilihan Umum (Pemilu), makin banyak manuver politik terkait pesta demokrasi tersebut.

Salah satu yang menjadi bahan perbincangan adalah dukungan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo Subianto untuk maju sebagai calon presiden (capres).

Isu ini menarik perhatian publik lantaran PDIP punya bakal capres sendiri, yakni Ganjar Pranowo. Di sisi lain, ada "sejarah" antara Budiman dan Prabowo. Budiman adalah salah satu aktivis reformasi di tahun 1998, sementara Prabowo berada di militer yang kala itu mendukung pemerintah melawan para aktivis.

Mengekor isu tersebut, di Facebook muncul video dengan narasi adanya cekcok antara Budiman dengan Adian Napitupulu, kader PDIP yang juga aktivis reformasi '98. Dalam video itu, terdapat juga narasi yang mempertanyakan status Budiman di PDIP.

Foto Periksa Fakta Budiman Sudjatmiko

Foto Periksa Fakta Budiman Sudjatmiko. foto/hotline periksa fakta tirto

"Bocor Video Adian Baku H4nt4m Dengan Budiman??" begitu bunyi pesan yang menyertai video yang diunggah akun "Movies Insight Hindi".

Sampai dengan Jumat (25/8/2023), video telah ditayangkan sebanyak 276 ribu kali. Unggahan menuai 3.500 komentar, 2.800 impresi (likes dan emoticons), dan 107 kali dibagikan ulang.

Dari penelusuran Tim Riset Tirto, video serupa juga ditemui di akun YouTube "REDAKSI JURNAL" dan sudah ditonton 13 ribu kali setelah tiga hari dipublikasikan.

Lalu, bagaimana faktanya?

Penelusuran Fakta

Ada dua klaim yang coba disampaikan dalam unggahan ini, yakni soal bocornya video baku hantam antara Adian Napitupulu dan Budiman Sudjatmiko, serta isu pemecatan Budiman dari PDIP.

Klaim adanya video pertengkaran Adian dan Budiman dipertontonkan dari pemutaran potongan video di bagian awal. Di situ terlihat ada satu sosok yang sedang marah terhadap sosok lainnya. Video tak tampak jelas karena gelap.

Tirto coba menelusuri klaim pertengkaran antara dua orang ini. Beberapa hasil pencarian mengindikasikan kalau ini adalah video lama, yang sebelumnya sudah pernah 'digoreng' isunya di 2022.

Hasil pencarian mengarahkan kami ke artikel Kompas.com yang tayang pada Juli 2022. Dijelaskan, video yang juga sempat viral di Twitter setahun silam adalah kejadian sekitar tahun 2013—2014.

Pertemuan tersebut terjadi di gedung DPR. Adian dan Budiman kala itu sedang membahas salah satu rekan mereka (bernama Petrus) yang disebut sebagai mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang sedang sakit keras. Adapun PRD adalah partai bentukan Budiman pada tahun 1996.

Dalam perbincangan itu, Adian juga mengingatkan Budiman dan salah seorang rekan lain soal beberapa isu, termasuk penyelesaian konflik agraria dan kunjungan DPR ke luar negeri.

Dalam video yang diunggah akun Facebook "Movies Insight Hindi," tidak ada klarifikasi kalau video tersebut adalah video lama yang tidak ada hubungannya dengan dukungan Budiman kepada Prabowo baru-baru ini.

Lebih lanjut, soal isu dipecatnya Budiman Sudjatmiko dari PDIP, pada Kamis (24/8/2023) Budiman mengaku telah menerima surat pemecatan dari PDIP yang diteken oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Namun, yang perlu menjadi catatan, video di Facebook tersebut dipublikasikan pada Selasa (22/8/2023) ketika Budiman belum dipecat secara resmi.

Meski begitu, dalam kesempatan-kesempatan sebelumnya, Hasto mengatakan kalau tindakan Budiman termasuk indisipliner. Ia menyebut sanksi yang mungkin diberlakukan berupa pengunduran diri atau pemecatan bagi Budiman.

Dalam video yang diunggah akun Facebook "Movies Insight Hindi," tidak ada pembahasan secara detail mengenai pemecatan Budiman.

Sebagian besar isi video merupakan penyampaian informasi oleh narator. Hasil dari transkrip isi pesan yang disampaikan, diketahui kalau narator membacakan sejumlah artikel berita dan opini.

Terdapat dua berita Kompas.com (tautan 1, tautan 2) dan satu dari Viva.co.id. Ketiganya berisi tanggapan aktivis lain, Adian, serta Prabowo terkait sikap Budiman. Di ketiga artikel tersebut tidak ada informasi apa pun soal pemecatan Budiman.

Ada juga berita dari Republika yang sebagian isinya dibacakan dalam video. Artikel ini mengutip kata-kata Hasto yang berencana mengeluarkan surat pemecatan Budiman pada Minggu (20/8).

Selain itu, terdapat potongan artikel opini dari seword yang dibacakan dalam video. Artikel tersebut berisikan analisis pribadi penulis tentang dukungan Budiman untuk Prabowo.

Terakhir, di bagian tengah hingga penghujung video, pembahasan berisi soal dukungan relawan Prabowo pada Pemilu 2019 yang beralih ke Ganjar untuk Pemilu 2024.

Selain beberapa cuplikan potongan kejadian terkait dari beberapa media, terdapat juga pembacaan artikel oleh narator dari artikel opini seword terkait peralihan dukungan tersebut.

Namun, bagian pertengahan hingga akhir video itu tidak relevan dengan klaim pertengkaran Adian dan Budiman ataupun dengan pemecatan Budiman.

Kesimpulan

Hasil dari penelusuran fakta menunjukkan kalau informasi soal bocornya video pertengkaran antara Adian dan Budiman adalah video lama yang dipakai kembali dengan konteks berbeda.

Sementara itu, terkait pemecatan Budiman dari PDIP, keputusan tersebut terjadi pada 24 Agustus 2024 (setelah video terbit pada 22 Agustus 2024).

Jadi, dapat disimpulkan klaim dari potongan video yang beredar di media sosial ini dapat dikategorikan sebagai informasi yang bisa menyesatkan jika tanpa keterangan tambahan (missingcontext).

==

Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

Baca juga artikel terkait PERIKSA FAKTA atau tulisan lainnya dari Alfons Yoshio Hartanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alfons Yoshio Hartanto
Editor: Shanies Tri Pinasthi