tirto.id - Isu mengenai bahaya penggunaan telepon genggam di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU), memang menjadi cukup hangat belakangan. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari upaya PT Pertamina dalam mengatur pembelian bahan bakar bersubsidi, Pertalite dan Solar.
Dalam proses uji coba di sejumlah daerah per 1 Juli 2022, perusahaan pelat merah itu mensyaratkan kendaraan roda empat yang hendak membeli BBM subsidi untuk mendaftar lewat situs subsiditepat.mypertamina.id.
Lebih lanjut, proses pembayaran juga bisa menggunakan aplikasi MyPertamina meski metode pembayaran lain seperti kartu debit danuang tunai juga masih berlaku. Hal ini mengundang kontroversi, karena di setiap SPBU, terpampang jelas larangan penggunaan telepon genggam selama mengisi bahan bakar.
Hal ini yang kemudian banyak dikait-kaitkan dengan adanya peristiwa kebakaran di beberapa SPBU. Salah satunya video pendek yang diunggah di Twitter oleh akun @Miss_warawiri, pada 8 Juli 2022, yang menunjukkan unit mobil yang terbakar di depan pom bensin.
Terlihat api menyebar dari bawah sampai bagian dalam mobil. Beberapa orang dan petugas lantas terlihat berusaha mendorong mobil untuk menjauhkannya dari pom bensin, sembari memadamkan api bermodalkan alat pemadam api ringan (APAR).
Pada akhir video, kobaran api tidak terlihat tertutup asap putih dari APAR.
"MyPertamina. Nah sdh ada kejadian akibat peraturan goblok dalam mengisi bbm menggunakan aplikasi ✍️Tadi sore di spbu desa Wero gombong kebumen., tolong di investigasi peristiwa tsb," bunyi cuitan yang menyertai unggahan video tersebut.
Cuitan ini pun ramai mendapat perhatian dari publik. Per 18 Juli, video telah disukai sebanyak 1.316 kali, serta mendapat 653 retweet dan 227 quote tweet. Terdapat pula 315 komentar pada video tersebut.
Hoaks serupa juga diunggah di media sosial Facebook, sepekan sebelumnya, pada 2 Juli 2022, dengan durasi yang lebih singkat, yakni 15 detik.
Dari video yang diunggah akun bernama Nink Makalalag New, terlihat sebuah ledakan di sebuah SPBU serta kebakaran di SPBU tersebut. Senada, di bagian atas kiri juga terdapat tulisan "Pertamina 1 Juli 2022 Efek bayar pake Hp".
Video tersebut juga tidak kalah ramai mendapat perhatian masyarakat. Per 20 Juli, sekitar 2,6 ribu orang menyukai video ini dan 1,8 ribu orang memberikan komentar pada unggahan video tersebut. Unggahan ini juga telah dibagikan sebanyak 561 kali.
Lantas, benarkah penggunaan telepon pintar dan aplikasi MyPertamina menyebabkan kebakaran di kedua SPBU ini?
Penelusuran Fakta
Pertama, kami menelusuri video yang diunggah di Twitter. Dari thumbnail video, tim riset Tirto melakukan image reverse search dengan menggunakan TinEye. Hasilnya terdapat dua foto unggahan Liputan6.com. Salah satunya memiliki nama file "Kebakaran SPBU Gombong".
Dari nama file tersebut, yang juga sesuai dengan deskripsi di Twitter, tim riset Tirto melakukan pencarian lewat Google dengan kata kunci "Kebakaran SPBU Gombong". Sejumlah hasil video muncul di opsi teratas. Tiga video teratas yang disarankan mengacu ke video yang diunggah oleh media Tribunnews dan Warta Kota dengan thumbnail video yang sama.
Video yang diunggah di kanal YouTube kedua media tersebut sama persis dengan video yang diunggah di Twitter. Menurut deskripsi di video yang diunggah Tribunnews, tertanggal 9 Juli 2022, kebakaran tersebut terjadi di SPBU Wero, Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Kasubsi Penmas Aiptu S Catur Nugraha mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada hari Kamis (7/7/2022) sekitar pukul 20.20 WIB.
"Informasi yang kami peroleh, mobil itu langsung bisa dipadamkan sebelum api membesar. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut," kata Catur pada Jumat (8/7/2022).
Lebih lanjut, Kapolsek Gombong AKP Heru Sanyoto mengatakan, kebakaran disebabkan percikan api dari mesin mobil yang dihidupkan saat pengisian BBM jenis Pertalite. Heru menjelaskan, pemilik kendaraan saat itu mencoba menyalakan mesin saat proses pengisian BBM. Saat mesin menyala, tiba-tiba muncul percikan api dari bawah mesin menyebabkan kebakaran mobil.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa untuk video pertama, walau benar ada kebakaran di sebuah SPBU di Gombong, penyebab kebakaran sendiri bukanlah penggunaan telepon genggam atau aplikasi MyPertamina.
Kemudian, lanjut ke video kedua. Melihat komentar yang ada di video, beberapa pengguna sudah ada yang menyoroti kalau ini adalah video lama. Oleh sebab itu pencarian waktu terjadinya kebakaran menjadi penting untuk menelusuri fakta.
Tim riset Tirto juga melakukan image reverse search lewat mesin pencari Yandex dengan tangkapan gambar dari video tersebut di detik ke-3.
Dari hasil pencarian, terdapat pemberitaan dari media Pikiran Rakyat dan Suara.com terkait gambar tersebut. Di artikel Pikiran Rakyat tertanggal 26 Oktober 2020, disebut bahwa telah terjadi kebakaran mobil pick-up pengangkut gas LPG di SPBU Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat pada Kamis, 22 Oktober 2020.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh artikelSuara.com pada 23 Oktober 2020. Lebih lanjut, artikel itu menyebut bahwa polisi menyelidiki dugaan kelalaian yang mengakibatkan mobil pick-up pengangkut gas melon itu terbakar.
Dari kedua berita tersebut, bisa disimpulkan bahwa kebakaran di SPBU tersebut terjadi sebelum 1 Juli 2022, saat kebijakan uji coba penggunaan MyPertamina untuk pengisian bensin bersubsidi dilakukan. Selain itu kebakaran juga tidak ada sangkut pautnya dengan penggunaan aplikasi.
Terkait penggunaan telepon genggam di wilayah SPBU, Pertamina melalui unggahan Instagram di akun @mypertamina juga mencantumkan informasi cara menjaga keamanan ketika menggunakan HP di SPBU. Caranya di antaranya bahwa pembeli hanya boleh melakukan transaksi pembayaran dari dalam mobil atau dalam jarak 1,5 meter dari dispenser SPBU. Penggunaan HP pun hendaknya tidak dilakukan di area tangki, pembongkaran SPBU, atau terlalu dekat dengan pompa pengisian.
Kesimpulan
Berdasar penelusuran fakta yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa unggahan di Twitter dan Facebook terkait kebakaran di SPBU akibat penggunaan aplikasi MyPertamina bersifat menyesatkan (false and misleading).
Kebakaran di SPBU di Gombong disebabkan oleh percikan api dari mesin mobil yang dihidupkan saat pengisian BBM jenis Pertalite. Sementara kebakaran di SPBU di Cianjur juga bukan disebabkan oleh penggunaan telepon genggam dan terjadi pada tahun 2020.
Editor: Farida Susanty