Menuju konten utama

Kata Kubu Jokowi Soal Nyanyian Ganti Presiden di Aksi Bela Tauhid

"Acara kemarin itu, bukanlah acara bela tauhid, tapi lebih kepada acara bela HTI," kata Karding.

Kata Kubu Jokowi Soal Nyanyian Ganti Presiden di Aksi Bela Tauhid
Abdul Kadir Karding. FOTO/MPR.GO.ID

tirto.id - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding mengatakan bahwa munculnya nyanyian dukungan terhadap Prabowo Subianto dalam aksi bela tauhid mengindikasikan keberpihakan kubu capres-cawapres 02 itu ke Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Acara kemarin itu, bukanlah acara bela tauhid, tapi lebih kepada acara bela HTI. Dan pesertanya kebanyakan orang-orang HTI dan pendukungnya Pak Prabowo itu informasi yang kita peroleh dari lapangan," ujarnya melalui pesan tertulis kepada wartawan, Sabtu (3/11/2018).

Karding bahkan menuding, aksi tersebut tak bisa diklaim sebagai gerakan yang mewakili masyarakat Islam di Indonesia. "Kita menyesalkan Pak Prabowo ikut mendukung gerakan HTI," imbuh Ketua DPP PKB tersebut.

Seperti diketahui, Pemerintah membubarkan HTI pada 19 Juli 2017 lalu, dengan mencabut status badan hukum organisasi kemasyarakatan tersebut. HTI disebut mendakwahkan doktrin negara berbasis kekhilafahan kepada para pengikutnya.

Atas dasar itu lah, Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan HAM (Kemenkopolhukam) menilai organisasi ini tidak menjalankan asas, ciri dan sifat ormas yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas), yaitu "tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945".

Kendati demikian, salah satu perwakilan orator Aksi Bela Tauhid Jilid II, Eggi Sudjana tetap menyampaikan bahwa tindakan-tindakan dalam aksi yang mereka lakukan kemarin, Jumat (2/11/2018) murni untuk membela tauhid.

Eggi mengatakan bahwa tudingan aksinya ditunggangi kepentingan politik tidaklah berdasar. "Ukurannya fakta. Apa kepentingan politik yang disampaikan? Kan enggak ada," ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM, Kemarin.

Menurut Eggi, aksi yang dilakukan hinga Jilid II itu menuntut penyelesaian kasus pembakaran bendera tauhid dan meluruskan pemahaman bahwa bendera yang bertuliskan "Lailahailallah" adalah bendera seluruh umat Islam, bukan bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Paling krusial itu menentukan yang dibakar itu bendera apa menurut keterangan Wakapolri dari Banser yang bakar dianggap bendera HTI. Sementara HTI sendiri menyatakan enggak ada bendera. Tapi tadi di-update katanya ada," ujarnya.

Baca juga artikel terkait AKSI BELA TAUHID atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto