tirto.id -
"Jadi kalau ada satu dua orang mengucapkan itu atau mengacungkan jari dukungan kepada capres tertentu itu hanya spontanitas saja. Bukan direncanakan matang-matang," kata Mustofa kepada Tirto, Sabtu (27/10/2018).
"Itu adalah ekspresi marah, kecewa, karena pemerintah tidak hadir," imbuhnya.
Politikus PAN ini pun membantah aksi bela tauhid sengaja ditunggangi untuk kepentingan Prabowo-Sandiaga. Sebab, menurutnya, aksi tersebut dipersiapkan mendadak melalui pesan WhatsApp dan seruan sosial media.
"Kalau itu selalu dicap sebagai tunggang-menunggangi, maka ada hal lain yang bisa saya katakan sebagai tunggang menunggangi. Tapi ini kan tidak fairlah," kata Mustofa.
Mustofa pun memastikan pihaknya tak terlibat dalam menggerakkan aksi bela tauhid di Jakarta dan di daerah-daerah lainnya.
"Saya kira kalau aksi massa seperti kemarin, karena dalam kondisi amarah umat Islam dan berada di mana-mana, tidak hanya di Jakarta," kata Mustofa.
Dalam aksi bela tauhid di depan kantor Kemenkopolhukam kemarin, orator meneriakkan #2019GantiPresiden dan ajakan untuk tidak memilih Jokowi di Pilpres 2019 sebelum membubarkan diri sekitar pukul 16.00 WIB.
“Perempuan pakai konde, sarden ada cacingnya. 2019 ganti presiden,” kata orator itu disambut teriakan massa yang hadir.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri