Menuju konten utama

Kata Ilmuwan, Orang Jujur Suka Mengumpat

Para peneliti menemukan fakta bahwa orang yang suka mengumpat memiliki tingkat kejujuran yang tinggi. Karenanya, mereka pun memiliki integritas yang tinggi di masyarakat.

Kata Ilmuwan, Orang Jujur Suka Mengumpat
Ilustrasi kata-kata kotor. Foto/iStockphoto

tirto.id - Bagi orang-orang yang sering diberitahu untuk tidak berkata-kata kotor dan mengumpat, pembelaan semacam ini mungkin berhasil: "Aku hanya bersikap jujur."

Sebabnya, peneliti dari Universitas Cambridge, Universitas Maastricht, Universitas Hong Kong, dan Universitas Stanford menemukan bahwa mereka yang sering mengumpat lebih mungkin untuk menjadi orang-orang jujur.

Untuk menghasilkan temuan itu, para penulis mempelajari 276 orang di laboratorium, interaksi sosial 73.789 orang di Facebook dan mengukur nilai rata-rata umpatan terhadap indeks integritas untuk setiap negara bagian AS.

Studi yang akan diterbitkan dalam Psychological Sosial dan jurnal Personality Science tersebut menyimpulkan hubungan positif yang konsisten antara kata-kata makian dan kejujuran.

Umpatan diasosiasikan dengan minimnya kebohongan dan penipuan pada tingkat individu, serta dikaitkan dengan integritas tinggi pada tingkatan masyarakat, demikian yang dilansir dari The Independent.

"Hal utama yang ditemukan adalah jika seseorang memilah bahasanya ketika berbicara, mungkin ia juga memilah apa yang dia katakan. Sebabnya, orang-orang cenderung tidak menjadi dia pikirkan, dan lebih memilih apa yang dia pikir orang lain ingin dengar,” jelas salah satu peneliti dari Universitas Cambridge, David Stilwell.

Sementara itu, Stilwell menambahkan, seseorang yang mengumpat karena tidak menyaring bahasanya, cenderung mengatakan apa yang mereka pikirkan untuk menjadi kenyataan. Dengan begitu, orang tersebut menjadi lebih jujur dan tulus terhadap perspektif mereka.

Praktiknya, ketika para peserta ditanyai alasannya mengumpat, mayoritas mengatakan hal itu untuk mengekspresikan emosi negatif dan diri mereka yang sebenarnya. Para peserta mengatakan, dalam pengalamannya, mereka sering bersumpah untuk menjadi lebih jujur tentang perasaan mereka.

Dalam penjelasannya Stilwell menambahkan, kejujuran yang mereka ukur adalah kejujuran sehari-hari, yakni dalam hal memberikan pendapat mereka sesungguhnya. Para peneliti tidak mengukur kebohongan dalam hal yang akan membuat seseorang dikirim ke penjara.

Baca juga artikel terkait UMPATAN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari