Menuju konten utama

Kasus Kim Jong-nam: Siti Aisyah Direkrut Sopir Taksi untuk "Prank"

Seorang sopir taksi Malaysia membayar Aisyah RM400 atau $103 untuk melakukan "pranks" di sebuah mal.

Kasus Kim Jong-nam: Siti Aisyah Direkrut Sopir Taksi untuk
(Ilustrasi) PDRM atau STAFOC mengawal ketat terdakwa pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Nam, Siti Aisyah usai menjalani sidang di Mahkamah Tinggi Shah Alam, Kualalumpur, Malaysia, Selasa (23/1/2018). ANTARA FOTO/Agus Setiawan.

tirto.id - Siti Aisyah terdakwa pembunuhan Kim Jong-nam menerima ajakan seorang sopir taksi Malaysia untuk mengikuti prank show (adegan lelucon) sebulan sebelum kakak tiri Kim Jong-un itu tewas.

Hal itu terungkap dalam sidang di Pengadilan Tinggi Shah Alam, Selangor, Malaysia, Selasa (30/1/2018). Pengacara Siti Aisyah, Gooi Soon Seng, mengungkapkan kliennya didekati oleh seorang sopir taksi di sebuah kelab malam pada 5 Januari 2017. Sang sopir, tutur Gooi, menanyakan apakah Siti tertarik ikut sebuah acara prank yang akan ditayangkan di tv Jepang.

Keesokan paginya supir taksi, Kamaruddin Masiod, yang juga dikenal sebagai John, mengenalkan Siti Aisyah kepada Ri Ji U, seorang warga Korea Utara yang menyamar sebagai pria Jepang bernama James, di sebuah pusat perbelanjaan di pusat kota Kuala Lumpur, Gooi menambahkan.

Setelah Siti Aisyah menyetujui tawaran tersebut, dia melihat pranks dimainkan oleh seorang perempuan yang tak dikenal, sebelum bergabung. Setelah bergabung, sopir taksi membayar Aisyah RM400 atau $103 untuk melakukan "pranks" di sebuah mal.

Pernyataan itu kemudian dikonfirmasi oleh kepala tim penyelidik kepolisian, Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz, saat bersaksi di persidangan yang sama.

Siti Aisyah dan Doan Thi Huong wanita asal Vietnam dituduh membunuh Kim Jong-nam dengan mengolesi wajahnya menggunakan VX, sebuah racun kimia terlarang, di Bandara Internasional Kuala Lumpur II pada 13 Februari 2017.

Menurut pengacara Aisyah, dugaan pembunuhan ini bermotif politik dengan memanfaatkan perempuan sebagai pion. Aisyah dan Huong dibentuk oleh tersangka dari Korea Utara.

Selain itu, Wan Azirul juga memastikan bahwa Kim berada di pulau Langkawi beberapa hari sebelum kematiannya, di mana dia bertemu dengan seorang warga negara AS. Pejabat tersebut tidak tahu siapa dia tapi Asahi Shimbun telah melaporkan bahwa orang tersebut diduga seorang agen intelijen Amerika, demikian Channel News Asia.

Baca juga artikel terkait PEMBUNUHAN KIM JONG NAM atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Hukum
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora