tirto.id - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat adanya peningkatan kasus COVID-19 yang menimpa anak-anak berdasarkan yang dihimpun hingga Senin (7/2/2022). Jumlahnya mencapai 7.990 kasus yang dikumpulkan dari data 30 IDAI cabang di seluruh Indonesia.
Menurut Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, jumlah tersebut lonjakan kasus dari semula 2.775 pada 31 Januari 2022.
"Kami mencatat pada mulanya di awal Januari dilaporkan sekitar 70 kasus anak dan meningkat 2775 kasus di 31 Januari 2022, dan meningkat kembali 300 persen menjadi 7.990 kasus pada 7 Februari 2022. Jumlah tersebut merupakan 13,3 persen dari total kasus keseluruhan," katanya pada Kamis (10/2/2022).
Menurutnya, kasus ini muncul bersamaan dengan kehadiran varian Omicron dan penerapan pembelajaran 100 persen sejak 3 Januari 2022 di sejumlah wilayah di Indonesia.
"Kasus terkonfirmasi pada anak remaja dengan rentang usia 0-18 tahun, yang mana usia tersebut masih duduk di bangku sekolah," jelasnya.
Kepada orangtua, Piprim mengimbau agar lebih memperhatikan anak-anak mereka terutama bagi para pengidap Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C).
"Ini adalah sindrom inflamasi multiorgan pada anak dan dapat menimbulkan penyakit lebih berat terutama berkaitan dengan COVID-19," terangnya.
Dirinya juga meminta orangtua untuk berhati-hati bila ada gejala flu pada anak. Namun, tetap menjaga situasi agar tetap tenang dan tidak panik.
"Segera konsultasikan dengan dokter anak melalui telemedicine demi mendapat penanganan terbaik," ujarnya.
IDAI mendukung kebijakan pemerintah untuk kembali menerapkan PTM 50 persen, namun tetap menganjurkan kepada orangtua agar anak tetap memperbanyak aktivitas selama di rumah.
"Perbanyak aktivitas agar tidak drop," terangnya.
Para anak juga harus diajarkan mengenai protokol kesehatan agar bisa menjaga diri dari penularan virus COVID-19.
"Ajarkan anak untuk monitoring protokol kesehatan, dan jika terkena COVID-19 jangan diajak keluar rumah dan lakukan isolasi mandiri," imbaunya.
Dalam kasus kematian anak akibat COVID-19, lebih dari 50 persen dialami oleh mereka yang berusia di bawah 1 tahun.
"Selain itu, kasus COVID-19 banyak menyerang anak dengan komorbid," ungkapnya.
Orangtua juga didorong agar anak mereka segera mendapatkan vaksinasi bila sudah memenuhi syarat, supaya meningkatkan imunitas dan kemungkinan penyakit lain yang bisa menjadi komorbid.
"Segera kejar vaksin dan perhatikan gizi serta asupan agar tidak berlebihan, karena banyak anak yang mengalami obesitas bisa menjadi komorbid," jelasnya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Maya Saputri