Menuju konten utama

Kapuskes: Jemaah yang Dirawat Mayoritas Derita Penyakit Paru

Jemaah haji Indonesia yang kini dirawat intensif di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah berjumlah 22 orang.

Kapuskes: Jemaah yang Dirawat Mayoritas Derita Penyakit Paru
Jamaah calon haji mengikuti upacara pelepasan di Convention Hall Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/5/2023). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/tom.

tirto.id - Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Liliek Marhaendro Susilo, menyatakan jemaah haji Indonesia yang kini dirawat intensif di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah berjumlah 22 orang.

Liliek menambahkan, ada juga jemaah haji Indonesia yang dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) Madinah.

“RSAS Madinah ada 19 orang dengan penyakit terbanyak PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik),” ujar Liliek dihubungi reporter Tirto, Rabu (31/5/2023).

Sementara itu, menurut data yang Liliek terima, hingga Rabu 31 Mei 2023, ada empat jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci.

“Dua orang karena penyakit jantung iskemik, satu orang karena syok septik dan satu orang karena gagal jantung akut,” sambung Liliek.

Liliek membenarkan bahwa tahun ini jemaah haji Indonesia mayoritas masuk ke dalam kategori risiko tinggi (Risti). Menurut data Kemenkes RI, ada 73 persen jemaah haji Indonesia yang masuk kategori risiko tinggi di tahun 2023 atau sebanyak 203.320 orang.

“Menanggapai kondisi itu, Tim Promosi Kesehatan bersama dengan Tenaga Kesehatan Haji di Kloter berkoordinasi dengan Pembimbing Ibadah, Ketua Regu, dan Ketua Rombongan senantiasa mengingatkan jemaah haji untuk melakukan aktivitasnya sesuaikan dengan kondisi kesehatannya,” ujar Liliek.

Jemaah haji, kata Liliek, juga disarankan untuk senantiasa menjaga kebugarannya hingga masuk ke masa pelaksanaan ibadah wajib di Arafah, Muzdalifah dan Mina.

Liliek mengungkapkan masih ada sejumlah jemaah haji Indonesia yang memiliki kendala dalam beradaptasi dengan cuaca Arab Saudi.

“Kendala yang paling sering ditemui adalah jemaah masih membawa kebiasaan di Tanah Air seperti misalnya meninggalkan alas kaki di luar pelataran masjid dan tidak memakai payung saat di cuaca panas terik,” kata Liliek.

Dengan begitu, Liliek selalu memastikan bahwa petugas kesehatan terus mengingatkan jemaah haji Indonesia untuk menggunakan payung, water spray, membawa alas kaki ke masjid dan minum air 200 ml/jam untuk dapat beradaptasi dengan cuaca di Tanah Suci.

Baca juga artikel terkait HAJI 2023 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - News
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Restu Diantina Putri