Menuju konten utama

Kapolri Tanggapi Permintaan Jokowi Soal Sinergi Birokrasi

Tito mengamini keinginan Jokowi untuk membentuk sinergi dalam birokrasi di Indonesia. Dia membandingkan birokrasi yang baik tapi tergolong kecil seperti di Singapura. Kecilnya tingkat koordinasi dalam birokrasi di negara itu membuat kinerja mereka efektif.

Kapolri Tanggapi Permintaan Jokowi Soal Sinergi Birokrasi
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menanggapi Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Bersama DPR-DPD RI yang menginginkan sinergi dalam birokrasi yang tergolong sangat besar untuk Indonesia.

"Kita melihat pentingnya pembicaraan Bapak Presiden yang berbicara masalah sinergitas," kata Tito menanggapi Pidato Kenegaraan oleh Presiden Jokowi di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (16/8/2017).

Sebagai negara yang luas dan besar, kata dia, membuat Indonesia juga memiliki skala birokrasi yang besar pula mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah.

Tito melanjutkan, jika melihat di tingkat pusat saja, banyak lembaga-lembaga dengan masing memiliki tugasnya sendiri. Itu saja terbilang besar dan akan lebih besar lagi jika dirunut di seluruh Indonesia.

Maka dari itu, Tito melihat birokrasi yang besar itu menjadi tantangan bagi pemerintah agar bisa ditata dengan baik menuju sinergi.

Dia membandingkan birokrasi yang baik tapi tergolong kecil seperti di Singapura. Kecilnya tingkat koordinasi dalam birokrasi di negara itu membuat kinerja mereka efektif.

Hal tersebut, kata dia, berbeda dengan Indonesia yang birokrasinya tersebar dengan masyarakatnya yang besar dengan 250 juta penduduk, tiga zona waktu, puluhan provinsi, ratusan kabupaten atau kota.

"Tidak gampang menurut saya. Jadi saya sependapat dengan pidato Pak Jokowi di era otonomi ini perlu ada koordinasi," katanya.

Tito Klaim Indonesia Punya Potensi Jadi Negara Adidaya

Dalam kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian berharap Indonesia segera bisa melejitkan segala potensinya untuk menjadi negara adidaya yang maju di kancah global.

"Negara kita adalah negara yang memiliki potensi menjadi negara yang mendominasi dunia, negara pemegang hegemoni," kata Tito.

Menurut dia, Indonesia memiliki segalanya untuk dapat menjadi negara superpower, setidaknya dengan tiga syarat.

Tiga syarat itu adalah memiliki populasi besar yang menyimpan potensi angkatan kerja besar.

Kedua, sumber daya manusia yang melimpah itu dapat menjadi penggerak produksi besar. Selanjutnya, negara tersebut harus memiliki luas wilayah yang besar pula.

Pendapat Tito itu merujuk pada kesuksesan Amerika Serikat, China, dan Rusia yang mampu memaksimalkan segala potensinya itu untuk menjadi adidaya.

Contoh lain, kata dia, terdapat negara yang teramat sulit menjadi adidaya dunia seperti Singapura dan Australia.

Menurut Tito, Singapura meski memiliki kemajuan seperti saat ini tetapi tergolong sebagai negara dengan luas wilayah yang kecil, penduduknya sedikit dan SDM terbatas.

Australia, lanjut dia, wilayahnya luas tapi penduduknya sedikit sehingga tidak menyediakan SDM cukup untuk menjadikannya sebagai adikuasa.

"Kita bisa jadi negara besar asalkan bisa menyolidkan internal seperti ada persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia, sebagaimana dikutip dari Antara.

Baca juga artikel terkait PIDATO PRESIDEN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Politik
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra