tirto.id - Salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammdiyah, telah menetapkan jadwal Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Lantas, kapan 1 Syawal 2025 Muhammadiyah?
Umat Islam di Indonesia telah memulai ibadah puasa Ramadhan sejak Sabtu, 1 Maret 2025. Jadwal tersebut sesuai dengan keputusan pemerintah dan Muhammadiyah yang menetapkan awal Ramadhan pada tanggal yang sama.
Selama sebulan penuh, umat Islam menjalankan ibadah puasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan, serta meningkatkan ibadah lainnya seperti salat tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan memperbanyak sedekah.
Setelah lebih tiga pekan menjalankan ibadah puasa, umat Islam di Indonesia bersiap menyambut datangnya 1 Syawal, hari kemenangan yang dinanti setelah sebulan penuh berpuasa.
Bulan Syawal memiliki makna yang penting dalam Islam, baik secara spiritual maupun sosial. Secara bahasa, "syawal" berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti "meningkatkan" atau "mengangkat," yang mencerminkan semangat untuk meningkatkan ibadah dan kualitas diri setelah bulan Ramadhan.
Idul Fitri yang dirayakan pada 1 Syawal menjadi simbol kemenangan atas hawa nafsu setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Selain itu, umat Islam dianjurkan untuk menjalankan puasa enam hari di bulan Syawal sebagai bentuk ibadah tambahan yang memiliki keutamaan besar.
Lebaran tahun ini berpotensi dirayakan secara serentak oleh Muhammadiyah dan pemerintah. Namun, pemerintah akan menggelar sidang isbat pada 29 Maret 2025 untuk menetapkan keputusan resminya. Sementara itu, Muhammadiyah secara resmi telah menetapkan jadwal Hari Raya Lebaran Idul Fitri 2025.
Kapan 1 Syawal 2025/1446 H Muhammadiyah?
Berdasarkan informasi yang disampaikan di laman resmi Muhammadiyah, organisasi Islam tersebut telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1446 H jatuh pada Senin, 31 Maret 2025. Keputusan ini tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 tanggal 28 Januari 2025.
Penetapan ini dilakukan berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal, yakni metode perhitungan astronomi untuk menentukan awal bulan Hijriah. Dalam metode ini, awal bulan ditetapkan jika hilal sudah wujud, yaitu setelah terjadi ijtimak sebelum matahari terbenam, bulan terbenam setelah matahari, dan piringan atas bulan berada di atas ufuk saat matahari terbenam.
Apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka bulan digenapkan menjadi 30 hari. Berdasarkan perhitungan Muhammadiyah, pada 29 Ramadhan 1446 H atau 29 Maret 2025 M, hilal belum wujud, sehingga Ramadhan disempurnakan menjadi 30 hari dan 1 Syawal jatuh pada 31 Maret 2025.
Keputusan ini menjadi yang terakhir kalinya bagi Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki wujudul hilal dalam penentuan awal bulan Hijriah. Mulai tahun 1447 H, Muhammadiyah akan beralih ke Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Dalam sistem KHGT, bumi dianggap sebagai satu kesatuan global sehingga seluruh dunia akan menetapkan awal bulan Hijriah pada hari yang sama. Perubahan ini diharapkan membawa kesatuan umat Islam dalam aspek waktu dan ibadah, menjawab tantangan modernitas, serta memperkuat integrasi umat di tingkat global.
Penulis: Astam Mulyana
Editor: Balqis Fallahnda & Iswara N Raditya