tirto.id - Direktur olahraga Juventus, Fabio Paratici membantah bahwa klubnya sudah mengontak Pep Guardiola untuk menempati posisi pelatih yang ditinggalkan Massimiliano Allegri. Selain itu Paratici juga menegaskan, Juve baru bergerak di bursa transfer setelah memastikan juru taktik baru untuk musim depan.
"Saya pikir kita hidup di dunia yang aneh. Kami tidak melakukan kontak apa pun. Kami bahkan tidak pernah berpikir demikian karena [Guardiola] masih terikat kontrak. Untuk seribu alasan (dihubungkannya Juve dengan Guardiola) sangat aneh bagi saya," kata Paratici kepada DAZN, dikutip AS pada Minggu (26/5/2019).
Pada Kamis (23/5/2019) lalu, Gabriele Fanzi dari Agenzia Giornalistica Italia (AGI) mengklaim ada kesepakatan yang diraih Juventus dan Pep Guardiola. Bianconeri bakal memberikan gaji 24 juta euro permusim untuk sang pelatih, dan akan mengikat Pep selama empat musim di Stadion Allianz.
Tidak hanya itu, AGI juga menyebutkan, Pep Guardiola akan menandatangani kontrak dengan Juventus pada 4 Juni 2019 mendatang. Berselang 10 hari, sang mantan pelatih Barcelona dan Bayern Munchen itu akan diperkenalkan secara resmi.
Lebih Memilih Menunggu
Menghubungkan Juventus dengan Pep Guardiola adalah hal yang cukup masuk akal. Pasalnya, Juve sudah delapan musim beruntun menjuarai Liga Italia tanpa henti. Namun, prestasi mereka di Eropa tidak kunjung membaik.
Bersama Massimiliano Allegri, Bianconeri lolos ke final Liga Champions 2015 dan 2017. Namun, dalam dua kesempatan itu, Juventus selalu kalah, yaitu oleh Barcelona pada 2015 dan oleh Real Madrid dua musim kemudian.
Sementara itu, Pep Guardiola saat ini masih berambisi menjuarai Liga Champions. Dia sukses dua kali menjadi pemenang di Barcelona. Namun, selama total enam musim di Bayern Munchen dan Manchester City, Pep bahkan gagal mencapai final. Prestasi terbaiknya hanyalah tiga kali semifinal bersama Bayern.
Fabio Paratici menegaskan, Jvuentus bakal hati-hati dalam menunjuk pelatih baru. Ia juga menyebutkan, kehadiran sosok juru taktik tersebut akan instrumental, karena tim yang akan dibentuk musim depan, bakal bergantung pada kebijakannnya dalam memburu pemain di bursa transfer.
"Kami memiliki ide yang jelas. Kami sudah mengatakannya, kami melakukan evaluasi, dan masih ada banyak kompetisi yang berjalan. Sampai semua kompetisi selesai, bagi saya, demi menghargai siapa pun, lebih baik tetap di situasi ini," terangnya.
"Kami akan melangkah berdasarkan arahan pelatih baru. Sebelum kami bergerak, kami akan menunggu, sangat tenang. Kami berusaha untuk berkembang setiap musim," tambah Paratici.
Sarri, Pochettino, atau Inzaghi?
Jika melihat ucapan sang direktur olahraga Juventus, kemungkinan bisa mengarah pada Maurizio Sarri, pelatih Chelsea yang saat ini membawa timnya bertarung di final Liga Eropa pada Kamis (30/5/2019).
Dikutip dari Guardian, Sarri tidak sendirian. Masih ada nama lain, Mauricio Pochettino, manajer Tottenham Hotspur yang mengantar timnya lolos ke final Liga Champions. Selain itu, Simone Inzaghi, juru taktik Lazio, juga masuk dalam radar.
Baik Sarri maupun Pochettino sama-sama memberikan ancaman serius untuk direksi klub masing-masing tentang masa depan mereka. Sarri menyebut bakal hengkang "saat ini juga" jika nasibnya di Chelsea hanya ditentukan oleh final Liga Eropa, bukan pencapaian dalam semusim. Sementara itu, Pochettino menminta direksi Tottenham untuk lebih banyak mengeluarkan uang di bursa transfer.
"Kami harus beroperasi dengan cara berbeda .... Beri saya perkakas berbeda. Kami butuh untuk menciptakan rencana realistis agar berkembang musim depan, lima tahun ... jika tidak, cita-cita kami akan berantakan," kata Pochettino.
Editor: Fitra Firdaus