tirto.id - Pep Guardiola diklaim oleh Agenzia Giornalistica Italia (AGI) bakal menjadi pelatih Juventus sejak musim 2019/2020 mendatang. Pep bakal mendapatkan gaji 24 juta euro pertahun dan memperoleh kontrak selama empat musim. Apakah dia sosok yang dibutuhkan Juve untuk kembali juara Liga Champions?
"Juventus dan Pep Guardiola bakal mencapai kesepakatan yang akan melibatkan sang pelatih dengan Bianconeri selama empat tahun dengan bayaran 24 juta euro per musim," tulis Gabriele Fazio untuk AGI pada Kamis (23/5/2019).
Tidak hanya menyebutkan kesepakatan sudah tinggal menunggu waktu. AGI juga menyebutkan, Pep akan menandatangani kontrak dengan Juventus pada 4 Juni. 10 hari kemudian, pada 14 Juni, ia akan diperkenalkan oleh Bianconeri.
Secara kebetulan pada hari tersebut, tur fans berkunjung ke Stadion Allianz dan Museum Juventus, ditiadakan. Muncul dugaan bahwa ini bukan pembatalan biasa, tetapi Juventus memiliki agenda "tersembunyi" untuk mempresentasikan Pep kepada Juventini pada tanggal tersebut.
Di sisi lain, belum ada kepastian 100 persen Pep Guardiola benar-benar akan bergabung ke Juventus. Selama ini, ia terus membantah rumor yang ada. Pep menegaskan masih setia kepada Manchester City, tim yang dibawanya menjadi juara Liga Inggris dua kali dalam tiga musim perdananya di Liga Inggris.
"Berapa kali saya harus mengatakannya? Saya tidak akan ke Juventus, saya tidak akan suka ke Italia. Saya puas di sini dan saya tidak ke mana-mana. Musim depan saya akan menjadi manajer Manchester City, saya katakan itu berulang kali," kata Pep dikutip Football Italia pada Jumat (17/5/2019) lalu.
Ancaman untuk City Bakal Buat Guardiola Tergoda?
Namun, situasi Manchester City bisa saja membuat Guardiola berubah. The Citizens tengah resah menunggu sanksi UEFA terkait pelanggaran mereka atas aturan Financial Fair Play (FFP). Dalam hal ini, City membengkakkan biaya sponsor dari Etihad.
Pada November 2018 lalu, Der Spiegel mempublikasikan data bahwa Etihad hanya "memiliki" 8 juta paun dari total 67,5 juta paun kesepakatan sponsor dengan Manchester City pada 2013. Artinya, sisa 59,5 juta paun dari kesepakatan itu kemungkinan berasal dari Abu Dhabi United Group, perusahaan induk yang memiliki City.
Jika Manchester City pada akhirnya terbukti melakukan pelanggaran, maka mereka bisa saja dikenai hukuman tidak dapat berkompetisi di Liga Champions. Namun, belum tentu hukuman itu diterapkan pada musim depan, melainkan bisa saja pada musim berikutnya, 2020/2021.
Juventus mungkin saja menggunakan celah ini untuk menggoda Pep Guardiola. Namun, jika melihat Pep, yang bersetia dengan Barcelona dan Bayern Munchen hingga kontraknya berakhir, upaya Juve untuk mendapatkan sang juru taktik asal Catalunya bakal berat.
Tantangan Pep Guardiola dan Juventus
Pindah ke Juventus akan membuat Pep Guardiola berpeluang memenangi gelar juara kompetisi di empat liga paling elite di Eropa. Dia sudah mendapatkannya di Liga Spanyol bersama Barcelona, Liga Jerman dengan Bayern, dan Liga Inggris bersama City.
Selain itu, jika melihat tingkat kompetisi Serie A, bahwa Juventus memenangi liga tersebut dalam 8 musim terakhir, Pep punya tantangan untuk meneruskan dominasi Bianconeri, sekaligus membawa tim tersebut akhirnya bisa juara di level Eropa.
Terakhir kali Juventus menjadi juara Liga Champions terjadi pada 1996 ketika mereka mengalahkan Ajax. Setelah itu, Bianconeri tumbang dalam lima kali percobaan di partai final, mulai dari 1997 melawan Dortmund, 1998 kala jumpa Real Madrid, 2003 menghadapi AC Milan, 2015 menantang Barcelona, dan 2017 ketika bersua Madrid kembali.
Sama seperti Pep Guardiola. Meskipun ia sudah dua kali juara Liga Champions, semuanya dilakukan Pep saat masih di Barcelona. Terakhir kali ia menjadi raja Eropa adalah pada 2011. 8 musim berlalu, prestasi tertinggi Guardiola hanyalah membawa Bayern Munchen tiga kali ke semifinal.
Sementara itu, bersama Manchester City, dalam dua musim terakhir, Guardiola hanya tertunduk di perempat final, selalu dikalahkan oleh sesama tim Liga Inggris, yaitu Liverpool (2018) dan Tottenham (2019). Dengan demikian, jika akhirnya terjadi, perkawinan Pep dan Juve adalah perkawinan dua elemen yang sama-sama punya kualitas untuk menguasai Eropa, tetapi sejauh ini terus saja gagal mewujudkannya.
Editor: Fitra Firdaus