tirto.id - Jumlah rakaat sholat tarawih bisa berbeda, ada yang melaksanakan 8 rakaat, namun ada juga yang menunaikannya sejumlah 20 rakaat.
Ketika bulan Ramadan tiba, umat Islam tidak hanya mengerjakan ibadah sholat wajib lima waktu. Terdapat sholat tarawih, sholat sunnah yang dilakukan pada malam hari, yang khusus dilakukan pada bulan Ramadan. Di Indonesia, pada umumnya tarawih dikerjakan setelah menjalankan sholat isya'.
Secara umum, tidak ada batasan pengerjaan sholat tarawih, namun di Indonesia, sholat tarawih kerap dikerjakan sebanyak 23 rakaat atau 11 rakaat. Keduanya merujuk pada hadis sahih dan atsar para sahabat Nabi Muhammad SAW.
Terlepas dari jumlah rakaatnya, seyogyanya sholat tarawih dikerjakan secara berjemaah karena pahala sholat berjemaah lebih besar daripada sholat sendirian.
Dalilnya adalah hadis yang diriwayatkan Abu Said Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “sholat jemaah lebih utama daripada sholat sendirian sebanyak 27 derajat,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dalil pengerjaan sholat tarawih ini beragam. Salah satunya dikutip dari Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan karya Ma'ruf Khozin terbitan Pengurus Pusat Lajnah Ta'lif wan Nasyr Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) (2017:28), disebutkan dari Abu Huraihah, Nabi Muhammad bersabda, “Barang siapa beribadah di malam Ramadan karena iman kepada Allah dan mengharap pahala, maka ia dihapus dosanya yang telah lampau” (H.R. Bukhari)
Terdapat dua pendapat umum tentang jumlah rakaat dalam sholat tarawih. Yang pertama, adalah 8 rakaat, dan dengan demikian secara total sholat malam yang dikerjakan adalah 11 rakaat ditambah dengan tiga rakaat sholat witir. Yang kedua, adalah 20 rakaat, dan dengan demikian secara total 23 rakaat, ditambah dengan tiga rakaat sholat witir. Kedua pendapat itu sama-sama memiliki dalil.
Dalil Sholat Tarawih 8 Rakaat
Dalil sholat tarawih dikerjakan dengan delapan rakaaat adalahhadis Nabi Muhammad SAW diriwayatkan oleh Imam al-Bukhārī dari ’Ā’isyah r.a. sebagai berikut.
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ وَهِىَ الَّتِى يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ [رواه مسلم]
Artinya: Dari ‘Ā’isyah, istri Nabi saw, (diriwayatkan bahwa) ia berkata, "Pernah Rasulullah melakukan sholat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau sholat witir satu rakaat [H.R Muslim].
Dalam "Dasar sholat Tarawih Empat Rakaat Satu Kali Salam" di situs web resmi Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Terdapat pula riwayat lain dari Abī Salamah Ibn ‘Abd ar-Raḥmān, bahwa ia bertanya kepada ‘Ā’isyah mengenai sholat Rasulullah di bulan Ramadhan. ‘Ā’isyah menjawab, "Nabi tidak pernah melakukan sholat sunat di bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau sholat empat rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau sholat lagi empat rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian beliau sholat tiga rakaat [H.R al-Bukhārī dan Muslim].
Dalil sholat Tarawih 20 Rakaat
Sementara dikutip dari Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan (2017:28), beberapa tabiin meriwayatkan pengerjaan sholat tarawih dengan jumlah 20 rakaat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab.
Yang pertama, Said bin Yazid, yang menyampaikan, "Umar [bin Khattab] mengumpulkan umat Islam di bulan Ramadhan dengan Imam Ubay bin Ka’b dan Tamim al-Dari, dengan 21 rakaat [dalam riwayat lain 23 rakaat]. Mereka membaca ayat-ayat ratusan. Baru selesai ketika menjelang Subuh” (Riwayat al-Baihaqi dalam al-Sunan 2/496, Abdurrazzaq dalam alMushannaf 4/260)
Selain itu, Yazid bin Rauman menyebutkan, "Umat Islam di masa Umar beribadah di malam bulan Ramadhan dengan 23 rakaat” (al-Muwatha’ Malik, 1/115). Sedangkan Yahya bin Said al-Qathan menyatakan, "Umar memerintahkan seseorang menjadi imam sholat Tarawih dengan umat Islam sebanyak 20 rakaat” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, 2/163).
Imam al-Tirmidzi sendiri pernah berkata, "Mayoritas ulama mengikuti riwayat Umar, Ali dan sahabat Rasulullah yang lainnya sebanyak 20 rakaat. Ini adalah pendapat al-Tsauri, Abdullah bin Mubarak dan al-Syafii. Al-Syafii berkata: Seperti ini yang saya jumpai di Negeri kami Makkah. Umat Islam sholat 20 rakaat” (Sunan al-Tirmidzi 3/169).
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Yulaika Ramadhani