tirto.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal akibat tsunami di Selat Sunda paling banyak di Kabupaten Pandeglang. Setidaknya ada sebanyak 288 korban meninggal yang telah berhasil didata BNPB hingga Jumat (28/12/2018) siang pukul 13.00 WIB.
Tak hanya korban meninggal dunia, jumlah korban luka-luka di Pandeglang juga tercatat paling banyak, yakni 3.976 jiwa. Sementara itu, 9 orang masih belum ditemukan dan 28.139 orang dilaporkan telah mengungsi.
“Untuk di Pandeglang, memang pertama daerah pantainya itu paling panjang dibandingkan empat kabupaten terdampak lainnya. Di sepanjang pantai inilah, berderet hotel, villa, homestay, dan rumah-rumah penduduk,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di kantornya, Jakarta pada Jumat (28/12/2018).
Lebih lanjut, jumlah kerusakan di Pandeglang yang tercatat BNPB ada 459 unit rumah yang rusak, 74 hotel, warung, dan toko yang rusak, 350 perahu dan kapal yang rusak, 69 kendaraan roda empat yang rusak, serta 38 kendaraan roda dua rusak.
“Oleh karena itulah, maka saat diterjang tsunami, jumlah korban [di Pandeglang] paling banyak dibandingkan daerah lainnya,” ujar Sutopo.
Kabupaten dengan jumlah korban meninggal terbanyak kedua setelah Pandeglang ialah Lampung Selatan. Di sana, BNPB mencatat ada 116 orang meninggal dunia. Sementara itu, jumlah korban meninggal di Kabupaten Serang ada 20 orang, dan untuk di Kabupaten Tanggamus maupun Kabupaten Pesawaran, masing-masingnya terdapat 1 orang yang meninggal.
Adapun jumlah korban luka-luka di Lampung Selatan tercatat sebanyak 2.976 orang, sedangkan di Serang dan Pesawaran masing-masingnya ada 247 dan 1 orang yang mengalami luka-luka.
Jumlah korban meninggal secara keseluruhan mencapai 426 jiwa. Angka tersebut, kata Sutopo, menjadi acuan setelah adanya perbaikan data yang dilakukan BNPB dalam beberapa hari terakhir.
“Sebelumnya ada beberapa korban meninggal yang didata secara double di perbatasan Serang dan Pandeglang. Ini merupakan data yang fix per hari ini, kami peroleh dari masing-masing posko tanggap darurat di lima kabupaten,” jelas Sutopo.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto