tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran untuk hati-hati dalam mengatasi kenaikan beras. Ia tidak memungkiri bahwa beras menjadi masalah pemerintah berkaitan inflasi lantaran harga naik beberapa hari terakhir.
"Hati-hati dengan yang namanya kenaikan beras dan kita memang sekarang harus bekerjanya detail seperti itu. apa yang naik di lapangan? Beras," kata Jokowi dalam acara Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Sentul, Bogor, Jawa Barat, Selasa (17/1/2023).
Jokowi mengaku, permasalahan beras sudah diatensi olehnya sejak beberapa hari lalu. Ia pun sudah mengingatkan instansi terkait untuk menghadapi potensi kenaikan harga beras.
"Saya udah dua hari yang lalu memperingatkan Bulog untuk masalah ini karena di lapangan, 79 daerah beras mengalami kenaikan yang tidak sedikit," jelas Jokowi.
Selain beras, Jokowi juga menyinggung kenaikan telur. Ia mengaku puluhan daerah mengalami gangguan inflasi akibat telur. Ia pun menyebut komoditi lain seperti ayam dan tomat juga mengalami kenaikan di puluhan daerah.
"Urusan telor, 89 daerah juga mengalami hal yang sama, naik. Urusan kecil-kecil, urusan tomat, 82 daerah mengalami kenaikan dan daging ayam ras, 75 daerah mengalami kenaikan," ujar Jokowi.
Jokowi lantas meminta para kepala daerah untuk turun ke lapangan. Ia meminta kepala daerah turun untuk mengecek lapangan secara langsung. Ia tidak ingin para kepala daerah menjadi orang yang pasif dan mau menerima laporan yang tidak benar.
"Jangan sampai sudah ga musim lagi sekarang ini yang namanya bawahan ABS ‘Pak, baik, Pak’, ‘ga ada yang naik, Pak, 'harga stabil, pak’. Saya cek langsung lapangan. Jadi BPS di daerah informasikan angka-angka yang apa adanya kepada kepala daerah," tegas Jokowi.
Jokowi juga menyinggung agar kepala daerah untuk berhati-hati dalam menentukan tarif. Ia mencontoh kasus penetapan tarif PDAM. Ia menilai penentuan tarif bisa memicu inflasi.
"Kalau urusan listrik itu urusan kita. Urusan BBM, urusan kita, tapi yang daerah yang berkaitan dengan tarif angkutan misalnya, tarif PDAM hati-hati menentukan, itu bisa menjadikan inflasi naik," jelas Jokowi.
"Jadi dihitung betul kalau masih kuat ditahan, kalau enggak kuat naik enggak apa-apa tapi sekecil mungkin jangan sampai ada PDAM menaikkan lebih dari 100 persen. Karena data yang masuk ke saya, ada," tambahnya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri