Menuju konten utama

Jokowi Soroti Harga Gula dan Bawang Merah Tak Kunjung Turun

Presiden Jokowi meminta jajarannya untuk menjelaskan alasan harga gula dan bawang merah yang tidak kunjung turun.

Jokowi Soroti Harga Gula dan Bawang Merah Tak Kunjung Turun
Presiden Joko Widodo memberikan arahan pada Rakornas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

tirto.id - Presiden Jokowi menyoroti harga acuan bawang merah dan gula. Jokowi meminta jajarannya untuk menjelaskan alasan harga kedua komoditi tersebut tidak kunjung turun.

Dalam rapat terbatas terkait lanjutan pembahasan antisipasi kebutuhan bahan pokok yang digelar secara teleconference, Rabu (13/5/2020), Jokowi menyoroti kenaikan harga bawang merah yang masih hampir 2 kali lipat.

"Saya lihat yang berkaitan dengan ketersediaan dan stabilitas harga ada dua yang ingin saya soroti, yaitu bawang merah yang harga nasionalnya rata-rata masih di angka 51 ribu, masih jauh dari harga acuan bawang merah yaitu 32 ribu," kata Jokowi, Rabu.

Selain bawang merah, Jokowi juga menyoroti soal harga gula pasir. Ia kembali mempersoalkan harga gula pasir yang tidak kunjung turun dari sekitar Rp17.000,00 sampai Rp17.500 ke harga acuan.

"Gula pasir sampai saat ini terus saya kejar, sampai saat ini harga masih 17 ribu sampai 17.500 padahal HET harusnya itu di 12.500," kata Jokowi.

Jokowi ingin mengetahui alasan harga kedua sembako tersebut tidak kunjung turun. Ia ingin tahu apakah permasalahan stok, distribusi atau ada upaya permainan harga dua komoditas itu.

Presiden memerintahkan ada pemantauan di lapangan sehingga harga bisa dijangkau masyarakat. Sebab, berdasarkan data BPS per April, bahan pangan mengalami deflasi 0,13 persen. Jokowi menganggap hal tersebut indikasi penurunan permintaan pangan yang berarti daya masyarakat turun.

"Saya minta dicek di lapangan, dikontrol sehingga bisa terkendali masyarakat bisa menaikkan daya belinya," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait PANDEMI CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri