tirto.id - Presiden Joko Widodo mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua diprediksi minus 3,8 persen akibat pandemi Covid-19. Angka ini jauh lebih rendah dibanding pertumbuhan ekonomi kuartal pertama yang masih positif 2,97 persen.
“Kita di kuartal pertama pertumbuhan kita growth, kita hanya muncul di angka 2,97 persen, di kuartal kedua kita perkiraan berada di minus, sudah minus growth kita, di 3,8 persen. Ini baru prediksi karena hitung-hitungannya belum keluar,” kata Jokowi dalam rapat bersama kepala daerah dan gugus tugas di Kalimantan Tengah, Kamis (9/7/2020).
Jokowi menuturkan, krisis yang dialami Indonesia juga dialami 215 negara lain. Ia pun menukil data dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) bahwa pertumbuhan ekonomi dunia menurun. Ia menuturkan pertumbuhan ekonomi global dari minus 2,5 persen menjadi minus 7,5 persen.
Kemudian, beberapa negara di Eropa mengalami minus pertumbuhan ekonomi di atas 10 persen. Ia mencontohkan Inggris yang minus 15,4 persen, Jerman di angka minus 11,2 persen, Perancis sebesar minus 17,2 persen.
Sementara itu, kata Jokowi, Jepang sebagai salah satu negara besar di Asia turun pertumbuhan ekonomi menjadi minus 8,3 persen.
Jokowi mengatakan, pandemi Covid-19 membawa tantangan tidak hanya kepada masalah kesehatan, tetapi juga masalah ekonomi. Ekonomi dan kesehatan harus dikelola bersama-sama demi menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19.
“Kita ini mengendalikan dua hal yang berbeda, sisi kesehatan yang sangat penting, sisi ekonomi juga sangat penting. Dua-duanya tidak bisa dilepas antara satu dengan yang lain,” kata Jokowi.
Jokowi menambahkan, “Prioritas kesehatan, tetapi ekonomi juga harus jalan, karena kalau ekonomi tidak jalan, kesejahteraan masyarakat menurun, imunitas akan ikut turun, penyakit akan gampang masuk.”
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz