Menuju konten utama

Jokowi Pimpin Peremajaan Kebun Kelapa Sawit di Sumsel

Peremajaan ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas kelapa sawit Indonesia yang masih tergolong rendah yaitu hanya 3,7 persen ton/hektare/tahun.

Jokowi Pimpin Peremajaan Kebun Kelapa Sawit di Sumsel
Presiden Joko Widodo melakukan penanaman perdana peremajaan kebun kelapa sawit seluas 4.400 hektare di kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (13/10/2017). Laily Rachev/Biro Pers Setpres

tirto.id - Presiden Joko Widodo memimpin penanaman perdana peremajaan kebun kelapa sawit seluas 4.400 hektare di kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Jumat (13/10/2017). Presiden juga menyatakan akan terus mengecek perkembangan penanaman tersebut.

“Ini perlu saya ingatkan, hari ini sudah mulai peremajaan, replaintin, tapi setahun lagi atau awal 2019 akan saya cek kembali.” kata Presiden di Sumsel, Jumat (13/10/2017) seperti dikutip Antara.

Penanaman perdana tersebut turut pula disaksikan para petani kelapa sawit di Desa Panca Tunggal, Kecamatan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin.

Selain itu, hadir pula Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyatakan bahwa pemerintah sepenuhnya menanggung biaya peremajaan 4.400 hektare kebun kelapa sawit.

“Di Musi Banyuasin akan diremajakan 4.400 hektare kebun sawit yang sudah tua, biayanya ditanggung pemerintah, bibitnya diberi, benih untuk palawija jagung juga diberi, kurang apa?” ungkap Presiden.

Peremajaan ini dilakukan atas dasar data yang diperoleh Kementerian Koordinator Perekonomian yang mengatakan produktivitas kelapa sawit Indonesia masih tergolong rendah yaitu hanya 3,7 ton/hektare/tahun. Hal itu berbanding terbalik karena potensi sawit Indonesia bisa mencapai 8 ton/hektare/tahunnya.

Rendahnya produktivitas sawit itu dikarenakan beberapa faktor seperti kondisi pohon kelapa sawit milik rakyat yang sudah tua dan rusak, serta penggunaan benih yang bagi sebagian petani belum menggunakan benih unggul bersertifikat sehingga perlu dilakukan peremajaan tanaman kelapa sawit seluas 2,4 juta hektare.

Menanggapi hal tersebut, Presiden telah memerintahkan untuk memberi sertifikat bagi perkebunan milik rakyat yang masuk kawasan hutan.

“(Perkebunan) yang masuk kawasan hutan sudah saya perintahkan untuk dikeluarkan dari kawasan hutan untuk nantinya diberikan sertifikat. Tapi ini khusus untuk kelapa sawit milik rakyat,” lanjutnya.

Selain itu, Presiden mengatakan bahwa peremajaan sawit di Sumsel dilakukan untuk lahan seluas 2.834 hektare bagi 1.308 kepala keluarga.

“Ini kita mulai di Sumatera Selatan lebih dulu. Bulan depan saya dorong masuk ke Sumatera Utara, bulan depannya lagi masuk ke Jambi lalu ke Riau. Tahun ini kita memang akan konsentrasi dulu di Pulau Sumatera, tahun depan baru akan saya dorong masuk ke Kalimantan.” ungkap Presiden.

Lanjut Presiden, fokus kerja seperti ini dilakukan pemerintah agar mudah dicek dan dikontrol.

“Kita memang ingin kerja fokus supaya gampang dicek, gampang dikontrol,” tambah Presiden.

Tak hanya itu, Presiden juga berharap target produksi sawit sebesar 8 ton/hektare/tahun dapat terpenuhi.

“Ini bibit nanti kalau sudah gede bisa produksinya 8 ton, per hektare, CPO. Biasanya petani yang sekarang yang pohonnya sudah 20-25 tahun hanya 2 ton, benar? Berarti kan 4 kali lipat, tapi yang namanya tanaman juga sama dengan kita, harus dirawat,” tegas Presiden.

Seusai peremajaan kelapa sawit, Presiden juga menargetkan peremajaan perkebunan rakyat pada kebun karet, kopi, kakao dan pala.

“Kalau sawit nanti sudah jalan, saya akan bergerak lagi ke karet, ke kopi, kakao dan pala. Karena ini sama sudah lebih dari 15, 20, 25 tahun tidak pernah diremajakan. Masa kita kalah dengan Vietnam urusan pala? Kopi kalah dengan Brazil dan Kolombia?” tanya Presiden.

Tahun ini, pemerintah akan memberikan bantuan benih komoditas perkebunan sebanyak 35,5 juta batang yaitu kopi 4,8 juta batang, pala 2,7 juta batang, lada sebanyak 2 juta batang dan karet sebanyak 5,7 juta batang.

Dukungan terhadap peremajaan sawit juga datang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Ia mengatakan peremajaan tanaman sawit sangat diutamakan agar produksi terus meningkat.

“Apalagi, sekarang ini kondisi perkebunan kelapa sawit sudah banyak yang tua sehingga perlu diremajakan,” katanya dalam pertemuan bersama Presiden dan petani sawit di Banyuasin, Jumat (13/10/2017).

Darmin juga mengatakan tindakan Presiden Jokowi sangat tepat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dalam tata kelola berkebun yang ramah lingkungan hidup.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa bibit yang diberikan tergolong unggul agar produksi sawit meningkat.

“Jadi, peremajaan ini bila dipelihara secara baik maka hasilnya cukup menjanjikan,” katanya.

Selain itu, Amran juga mengungkapkan Kementerian Pertanian akan menyiapkan bibit jagung dan kedelai yang dapat ditanam di sela-sela perkebunan sawit.

Baca juga artikel terkait PERKEBUNAN KELAPA SAWIT atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Nicholas Ryan
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo