Menuju konten utama

Jokowi Klaim Kerja Keras Penuhi Kebutuhan Oksigen saat Pandemi

Menurut Jokowi, ia dan jajaran pemerintah terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan oksigen hingga skala nasional saat pandemi COVID-19.

Jokowi Klaim Kerja Keras Penuhi Kebutuhan Oksigen saat Pandemi
Pekerja mengisi ulang oksigen ke dalam tabung di Kabupaten Keerom, Papua, Rabu (14/7/2021). ANTARA FOTO/Indrayadi TH/wsj.

tirto.id - Presiden Joko Widodo mengakui Indonesia saat ini memang butuh penambahan stok oksigen yang disebabkan melonjaknya kasus COVID-19.

"Seperti kita ketahui bersama kenaikan kasus covid 19 masih terus terjadi dan ini telah menyebabkan lonjakan kebutuhan oksigen nasional untuk pengobatan covid baik itu yang berada di rumah sakit maupun yang berada di tempat-tempat isolasi," kata Jokowi usai meninjau PT Aneka Gas Industri (Samator) di Cakung, Jakarta Timur, Jumat (16/7/2021).

Usai peninjauan tersebut, Jokowi mengatakan pemerintah mengapresiasi upaya Samator dalam memenuhi kebutuhan oksigen Indonesia di masa pandemi dengan terus menambah kapasitas produksi.

Menurut Jokowi, ia dan jajaran pemerintah terus berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan oksigen hingga skala nasional. Pemerintah, kata Jokowi lagi, berusaha bekerja sama dengan berbagai pihak agar stok oksigen Indonesia terpenuhi dalam menangani pandemi.

"Pemerintah terus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan oksigen secara nasional dan kita bekerja sama dengan industri-industri di dalam negeri untuk mengamankan pasokan dan distribusi oksigen medis yang dibutuhkan masyarakat sehingga kebutuhan oksigen secara nasional bisa terpenuhi," kata Jokowi.

Indonesia mengalami permasalahan kebutuhan oksigen akibat lonjakan kasus COVID-19. Tidak sedikit pasien positif COVID-19 meninggal akibat tidak memperoleh oksigen. Salah satu insiden yang menjadi sorotan adalah 63 pasien RS Sardjito meninggal akibat kekurangan oksigen.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengklaim, pemerintah sudah mulai berhasil menyelesaikan masalah kebutuhan oksigen setelah penataan ulang antara Kementerian Kesehatan dibantu Kementerian PUPR dan Kementerian BUMN. Namun pemerintah tetap berencana impor 40 ribu ton oksigen liquid untuk berjaga-jaga menghadapi lonjakan kasus.

"Kita proses impor 40.000 ton oksigen liquid untuk kita gunakan ke depan. Kita jaga-jaga. Walau kita sebenarnya tidak butuh sebanyak itu. Tapi kalau melihat tren dunia, perkembangan di AS, di Inggris, di mana trennya meningkat tajam. Kita lebih baik berjaga-jaga sehingga kita tidak kaget," Kata Luhut usai rapat terbatas secara daring, Senin (12/7/2021).

Luhut menambahkan, Presiden Jokowi juga sudah menyetujui impor konsentrator. Impor ini diperkirakan akan mampu mengurangi penggunaan oksigen liquid hingga 50 ribu tabung. Saat ini, Luhut mengklaim sudah mendekati 10 ribu tabung oksigen konsentrator tiba di Indonesia.

"Itu akan kita bagikan untuk digunakan di kasus-kasus yang ringan dan itu akan kita pinjamkan ke rumah-rumah dan kalau sudah selesai dipakai bisa diambil, Itu bisa 5 liter jadi bisa dipakai selama 5 hari. Dan saya kira ini juga kalau insya Allah ini selesai kasus Covid masih bisa dibagikan ke rumah sakit kita," Kata Luhut.

Baca juga artikel terkait KRISIS TABUNG OKSIGEN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto