Menuju konten utama
Debat Pilpres 2019

Jokowi Kenalkan "Pemerintahan Dilan" di Debat Capres ke-4

Jokowi dua kali menyebut Pemerintahan Dilan, yakni "Digital Melayani", dalam Debat Capres ke-4 yang digelar Sabtu (30/3/2019).

Jokowi Kenalkan
Capres nomor urut 01 Joko Widodo mengikuti debat capres putaran keempat di Hotel Shangri La, Jakarta, Sabtu (30/3/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), memperkenalkan istilah baru di Debat Capres ke-4 yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada Sabtu (30/3/2019) malam. Jokowi dua kali menyebut "Pemerintahan Dilan" atau “Digital Melayani” untuk menjawab pertanyaan mengenai Revolusi Industri 4.0 yang harus dihadapi Indonesia ke depan.

Debat Pilpres ke-4 kali ini mengangkat tema ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. Pertanyaan yang diajukan Retno Pinasti selaku moderator kepada kedua capres, yakni Jokowi dan Prabowo Subianto, adalah, bagaimana visi dan strategi pemerintahan ke depan dalam memanfaatkan smart city dan electronic government.

Menjawab pertanyaan itu, Jokowi mengatakan, “Bahwa ke depan diperlukan pemerintahan Dilan, Digital Melayani, karena yang namanya pelayanan sangat diperlukan kecepatan sehingga diperlukan reformasi dalam bidang pelayanan yang berbasis elektronik.”

Selain itu, tambah capres yang berpasangan dengan K.H. Ma’ruf Amin ini, diperlukan pula penyederhanaan dalam tata kelola pemerintahan, termasuk dengan menghapus lembaga-lembaga yang tidak diperlukan. Jokowi mengklaim, selama era pemerintahannya sejak 2014, sebanyak 23 institusi yang dianggap tidak efektif telah dibubarkan.

Yang ketiga, lanjut Jokowi, pemerintahan ke depan juga akan meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara (ASN) sehingga para abdi negara dapat melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat dengan lebih cepat dengan berbasis elektronik.

Intinya, imbuh Jokowi, penggunaan pelayanan yang berbasis elektronik adalah kecepatan. Ke depan, negara yang besar tidak akan menguasai yang kecil, negara yang kuat tidak akan menguasai yang lemah, namun negara yang cepat akan menguasai yang lambat.

“Cepat melayani, cepat merespons perubahan-perubahan yang ada,” tandas mantan Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Solo ini.

Baca juga artikel terkait DEBAT CAPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Politik
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH