Menuju konten utama

Jokowi ke Jajarannya: Antisipasi Pendapatan Negara Tak Terganggu

Preisden Jokowi menugaskan bawahannya untuk mengantisipasi dan memastikan agar pendapatan negara pada semester II tahun 2023 tidak terganggu.

Jokowi ke Jajarannya: Antisipasi Pendapatan Negara Tak Terganggu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan laga FIFA Matchday antara Indonesia vs Argentina. di Stadion GBK, Senin (19/6/2023). foto/Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya mengantisipasi dan memastikan agar pendapatan negara pada semester II, tahun 2023 tidak terganggu. Hal itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/7/2023).

“Antisipasi dan proyeksi agar pendapatan negara tidak terganggu,” katanya dikutip dari Antara.

Dia merinci berdasarkan laporan Menteri Keuangan, Sri Mulyani pendapatan negara di semester 1 masih baik. Tetapi penerimaan pajak tidak setinggi tahun lalu. Selain itu, penerimaan kepabeanan dan penerimaan negara bukan pajak (PNPB) juga terpengaruh harga komoditas yang tidak setinggi tahun lalu.

“Oleh sebab itu kita (pemerintah) agar paham risiko dan semuanya harus kita kelola sebaik mungkin,” bebernya.

Lebih lanjut, dia pun bersyukur pertumbuhan ekonomi saat ini mampu bertahan relatif tinggi di atas 5 persen. Selain itu, Bank Dunia per Juli 2023 kembali memasukkan Indonesia dalam grup upper middle income countries, setelah sempat turun ke grup lower middle income countries di tahun 2020 karena pandemi.

Walaupun begitu, Jokowi mengingatkan situasi yang dihadapi di paruh kedua 2023 tidak mudah serta harus mewaspadai beberapa hal. Yaitu lingkungan global yang masih tidak stabil, serta ketegangan geopolitik yang masih berlangsung berimbas pada pertumbuhan ekonomi dan aktivitas perdagangan yang melemah dan mengakibatkan penurunan ekspor.

“Kemudian berbagai lembaga internasional memprediksi perlambatan ekonomi global. Ini juga harus betul-betul kita lihat. IMF memberikan angka 2,8 persen, World Bank memberi angka 2,1 persen dan OECD 2,6 persen, dan juga kenaikan tingkat suku bunga global ini hati-hati, inflasi global juga masih relatif tinggi,” bebernya.

Tidak hanya itu, dia menjelaskan jajarannya perlu mencermati terkait fragmentasi perdagangan global yang menghambat kerja sama multilateral, hingga berbagai indikator dini untuk konsumsi dan produksi yang menunjukkan situasi baik positif maupun melemah.

Untuk diketahui sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan pajak mencapai Rp830,29 triliun hingga akhir Mei 2023. Penerimaan pajak ini melandai atau hanya tumbuh sebesar 2,9 persen dibandingkan dengan posisi pada Mei 2022.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menuturkan, secara kumulatif realisasi penerimaan pajak dari Januari hingga Mei 2023 hanya tumbuh sebesar 17,7 persen. Pertumbuhan ini pun melambat dibandingkan dengan pada periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar 53,5 persen.

"Ini menunjukkan pertumbuhannya semakin melandai atau makin menurun. Pertumbuhan tidak sekuat seperti awal tahun karena memang tahun lalu pertumbuhannya sudah sangat tinggi," katanya dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (26/6/2023).

Baca juga artikel terkait REALISASI PENDAPATAN NEGARA

tirto.id - Bisnis
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin