Menuju konten utama

Jokowi Gali Fakta Tragedi Kanjuruhan dari Korban Selamat di RS

Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk mengaudit total sistem pertandingan sepak bola di Indonesia pasca insiden di Stadion Kanjuruhan.

Jokowi Gali Fakta Tragedi Kanjuruhan dari Korban Selamat di RS
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Pj Bupati Buton Basiran (ketiga kanan) saat kunjungan kerja di Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Selasa (27/9/2022).ANTARA FOTO/Jojon/rwa.

tirto.id - Presiden Joko Widodo menjenguk korban tragedi Kanjuruhan di RSUD Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur, Rabu (5/10/2022). Ia didampingi sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa beserta pejabat Forkopimda lainnya.

Jokowi mengaku telah berbincang-bincang dengan korban tragedi Kanjuruhan. Ia ingin mengetahui fakta yang sesungguhnya terjadi di lapangan.

"Saya sudah bincang-bincang dengan beberapa pasien korban di Stadion Kanjuruhan untuk mengetahui kurang lebih situasi (yang terjadi di stadion)," katanya saat jumpa pers

Jokowi menegaskan pemerintah komitmen untuk mengusut tuntas perkara yang menewaskan ratusan suporter Aremania. Keseriusan pemerintah dibuktikan dengan pembentukan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang diketuai Menkopolhukam Mahfud Md.

Di sisi lain, ia menyampaikan bahwa biaya perawatan korban akan ditanggung oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Adapun untuk korban tewas akan diberikan santunan.

Jokowi juga telah memerintahkan jajarannya untuk mengaudit total sistem pertandingan sepak bola di Indonesia, termasuk infrastruktur stadion hingga manajemen lapangan dan pengelolaannya.

"Kita audit total, kita tidak ingin peristiwa ini terjadi (lagi) di negara kita," ucap Jokowi.

Dilansir dari Antara, Markas Besar Polri menyatakan korban tewas akibat gas air mata di Stadion Kanjuruhan menjadi 131 orang. Sebelumnya dilaporkan jumlah korban meninggal sebanyak 125 orang.

"Jadi data korban meninggal 131 orang," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo.

Dedi menjelaskan, terjadinya selisih data korban meninggal karena tim DVI bersama Dinas Kesehatan awalnya mendata korban yang dibawa ke rumah sakit saja. Setelah dilakukan pencocokan data, diketahui ada sejumlah korban meninggal tidak di fasilitas kesehatan.

“Non faskes penyebab selisihnya setelah semalam dilakukan pencocokan data bersama dinas kesehatan, Tim DVI dan direktur rumah sakit,” pungkas Dedi.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Fahreza Rizky

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fahreza Rizky
Penulis: Fahreza Rizky
Editor: Bayu Septianto