Menuju konten utama
1 Maret 1968

Johnny Cash dan June Carter: Cinta Abadi di Jagat Rock N Roll

Cinta sekeras
kayu. Menghantam-hantam
rayuan candu.

Johnny Cash dan June Carter: Cinta Abadi di Jagat Rock N Roll
Ilustrasi Johnny Cash dan June Carter. tirto.id/Gery

tirto.id - Dalam jagat rock n roll, kisah cinta sejati nyaris nihil. Di dunia yang dipenuhi narkotika, alkohol, dan tentu saja pesta adu kelamin; cinta sejati, apalagi pernikahan, rasanya terlalu muluk-muluk. Tapi itu tak berlaku untuk sepasang musisi besar: Johnny Cash dan June Carter.

Cash dan Carter dipertemukan di jagat musik country dan rock n roll. Cash dikenal luas lebih dulu. Ia pertama merilis lagu pada 1955, di bawah label Sun Records. Kemudian ia merilis lagu-lagu yang kelak jadi klasik, semisal "Folsom Prison Blues", juga "I Walk the Line". Karena banyak lagunya yang dikenal, Cash ditawari merekam album penuh dan menjadi artis Sun Records pertama yang membuat album LP (long played), format yang tak lazim pada saat itu.

Sedangkan Carter dikenal berkat garis keturunan dari Carter Family, kelompok bersaudara yang sudah merekam lagu country sejak 1927. June Carter masuk ke sirkuit tarik suara sejak usia 10. June Carter juga diajak bergabung dalam Mother Maybelle & The Carter Sister yang dibentuk ibunya, Maybelle Carter.

Bertemu di Belakang Panggung

Keduanya menjalani karier terpisah dan tak pernah bertemu hingga 7 Juli 1956. Saat itu Cash baru merilis "I Walk the Line" yang menjadi pemuncak tangga lagu country.

Ia dan rekan bandnya bermain di festival musik country mingguan bertajuk Grand Ole Opry. Mereka memainkan tiga lagu. Setelah usai bermain, di belakang panggung Cash bertemu dengan June Carter yang saat itu akan tampil bersama suaminya, Carl Smith.

Pertemuan mereka seperti sudah takdir. Carter sejak lama mengagumi musik Cash. Sedangkan Cash tumbuh dengan mendengarkan lagu dari Mother Maybelle & the Carter Sisters.

"Sejak lama aku ingin ketemu kamu," kata Cash di balik panggung.

"Aku merasa sudah mengenalmu sejak lama," balas Carter

Nyaris lima dekade kemudian, Carter berusaha kembali mengingat momen itu. "Aku tak ingat apapun yang kami bicarakan. Aku hanya mengingat sorot matanya," kenangnya.