Menuju konten utama

"Jihad Selfie" Waspadai Deradikalisasi lewat Literasi Digital

Sutradara dokumenter “Jihad Selfie” Noor Huda Ismail menekankan bahwa sisi literasi digital juga patut diwaspadai dalam deradikalisasi. Ia menilai saat ini anak muda hanya melihat satu realitas di media sosial tanpa ada etika dan verifikasi.

(ilustrasi) Teroris bekerja di internet. Foto/Shutterstock

tirto.id - Mengingat sasaran rekrutmen teroris saat ini adalah anak muda, deradikalisasi seharusnya tidak hanya melihat sisi keamanan tetapi juga sisi literasi digital.

Hal itu disampaikan sutradara Noor Huda Ismail ketika ditemui dalam acara pemutaran bersama dan diskusi film dokumenter karyanya yang bertajuk Jihad Selfie di Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta, Senin (22/8/2016).

"Kita harus mengajarkan 'think before you post' [berpikir sebelum mengunggah], kita ajarkan sudut pandang yang berbeda bagaimana melihat realitas alternatif," kata pria yang biasa disapa Huda ini.

Dalam acara yang digelar di Ruang Nusantara Kemlu tersebut, Huda menilai anak-anak zaman sekarang hanya melihat satu realitas, misalnya dari video di internet yang mereka tonton atau status-status yang berhamburan di media sosial tanpa ada etika dan verifikasi.

"Tanpa literasi digital, anak-anak ini hanya akan percaya pada satu kebenaran. Jadi kita harus tawarkan wacana alternatif, ini yang saya kira super genting di Indonesia saat ini," ujar Huda.

Dokumenter "Jihad Selfie" menceritakan kisah anak-anak muda yang bergabung dengan ISIS di Suriah karena terpengaruh propaganda yang disebarkan melalui media sosial.

Menurut pria yang juga aktivis sosial ini, "Jihad Selfie" menjadi wacana alternatif yang coba ia tawarkan kepada anak-anak muda melalui cerita Teuku Akbar Maulana, penerima beasiswa tahun ke empat di sekolah menengah Turki yang tertarik ikut ISIS setelah melihat status teman-temannya yang sudah berangkat ke sana terlebih dulu.

"Waktu pertama saya wawancara Akbar, dia bilang termotivasi karena status temannya yang sudah bergabung ke ISIS banyak di-like oleh anak-anak perempuan, jadi dia galau ingin bergabung ke sana," kata dia.

Pemutaran bersama dan diskusi film "Jihad Selfie" diselenggarakan Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu. Pemilihan dokumenter tersebut sejalan dengan salah satu prioritas kerja Kemlu, yakni perlindungan WNI di luar negeri.

Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengatakan dalam pidato sambutannya, film dokumenter tersebut menggambarkan pentingnya upaya pencegahan sebelum radikalisme merasuki anak-anak muda.

Baca juga artikel terkait FILM NASIONAL

tirto.id - Film
Sumber: Antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari