Menuju konten utama

Jelang Puncak Haji, Jemaah Risti Juga Terus Dimonitor

Jemaah haji Indonesia diimbau untuk menjaga istitha'ah (kemampuan) dari sisi kesehatan agar haji mereka bisa diselesaikan.

Jelang Puncak Haji, Jemaah Risti Juga Terus Dimonitor
undefined

tirto.id - Kepala Rehabilitasi Medik Klinik Kesehatan Haji (KKHI) Makkah, Siti Chandra Widjanantie, mengatakan selain jemaah haji lansia, jemaah haji beresiko tinggi (Risti) saat ini terus dimonitor menjelang puncak haji di Armuzna nanti.

Monitor dilakukan di sektor-sektor tempat tinggal mereka. Sosialisasi pengetahuan kesehatan dan edukasi jemaah terus dilakukan. Mereka diimbau untuk dijaga istitha'ah (kemampuan) dari sisi kesehatan agar haji mereka nanti bisa diselesaikan.

"Kita mendidik agar mengenali kesehatan pada komunitas Risti berat dengan gangguan jantung dan lain-lain. Maka kita juga ada screaning yang dilakukan oleh spesialis jantung. Kita memastikan jamaah terdata jika ada keluhan," kata Siti, Jumat (31/05/2024).

Tahapannya, KKHI melakukan pendataan di sektor-sektor. Para petugas diminta mendata 20 pasien dengan kondisi Risti berat. Selanjutnya, petugas KKI akan datang dan melakukan sosialisasi.

"Kita akan datangi dan tentunya edukasi. Dari 20 ini mewakili ratusan orang di sekor. Kami mengatakan ini Risti berat," kata Siti.

"Kalau jamaah skoringnya tinggi dan tanpa keluhan, kita monitor. Kalau perlu kita rujuk ke RS Saudi dan juga untuk deteksi dini," tambah Siti.

Temuan terbanyak kasus Risti ke sektor

Lebih lanjut, Siti Chandra Widjanantie, menuturkan, kasus terbanyak adalah penderita penyakit jantung. Dari data yang sudah masuk, beberapa jemaah segera dirujuk ke KKHI.

Cara mendeteksi paling mudah lewat identifikasi keluhanan, seperti dada berdebar, dada nyesak dan mengecek saturasi oksigennya. Ini karena banyak jamaah yang merokok.

"Mereka harus menjaga tubuh dan alarm tubuh mereka harus mengerti. Nomor satu yang paling mudah yaitu kita turuti kata pembimbing ibadah dan TKHI -ya," kata Siti.

"Kita juga melakukan uji duduk berdiri atau sit-stand test. Itu uji yang paling sederhana, pasien bisa melakukan itu selama 30 detik, kalau bisa 30 detik mereka bisa aman untuk ibadah," tambah Siti.

Dikutip dari laman website https://dashboardhaji.thawaf.id/kesehatan, dilaporkan sebanyak 100 jemaah telah dirawat dengan perincian di Makkah 74 pasien, Madinah 25 pasien, Jeddah 1 pasien. Sementara terdapat 27 jemaah yang meninggal.

Berikut nama 27 jemaah yang meninggal:

1. Upan Supian Anas dari JKS-2 (71)

2. Didi Rowandi dari JKS-3 (69)

3. Yusman Irawan dari PLM-2 (64)

4. Basirun Mangsuri Wirya Besari dari SOC-14 (68)

5. Sarip Hari Kharun dari JKS-16 (68)

6. Toton Fatoni dari JKG-9 (48)

7. Iman Turmudi Abuyamin dari SUB-15 (71)

8. San Muntani Mad Mirsad dari SOC-8 (84)

9. Muslim Ismael dari PDG-1 (50)

10. Retnoyarni Syafei Adam dari PDG-9 (60)

11. Enny Rodiyah Solichin dari JKG-2 (68)

12. Sunarti Djoyo Kemis dari BTH-7 (67)

13. Abdulloh Som Sijin dari JKG-20 (69)

14. Sutarso Tasripin Kamsi dari SUB-3 (61)

15. Popon Rohmawati dari JKS-27 (50)

16. Sayuti Amir Hasan dari PLM-9 (65)

17. Lissa Yoskar Karel dari UPG-3 (86)

18. Sibus Bin Kanenduasin dari BTH-10 (70)

19. Zaini Idris Bin Shalihih dari BTH-7 (75)

20. Nurasiah Ladalle dari UPG-16 (51)

21. Achmad Dulah Mukti dari SOC-9 (77)

22. Siti Samsiah Sarwan dari JKG-34 (63)

23. Kasmui Takim Surijan dari SOC-26 (60)

24. Supriadi Achmad Suchemi dari BTH-9 (81)

25. Sakmah Amaq Muhirudin dari LOP-4 (63)

26. Mutmainah Moh Ali dari SOC-27 (62)

27. Bambang Basoeki Permana dari JKS-30 (65)

Baca juga artikel terkait IBADAH HAJI atau tulisan lainnya dari Muhammad Taufiq

tirto.id - Flash news
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Intan Umbari Prihatin