tirto.id - Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur, mulai meningkatkan intensitas latihan para atlet jelang berlakunya kebijakan New Normal di masa pandemi corona.
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susi Susanti, menyebutkan sejumlah pemain sudah mulai meningkatkan latihan mereka.
Jika sebelumnya mereka melahap latihan kurang dari setengah porsi normal, kata Susi, kini secara bertahap jumlah tersebut bakal ditingkatkan hingga 60 persen.
“Step by step sudah mulai [meningkat]. Kalau kemarin hanya sekali [latihan], sekarang sudah mulai ada yang dua kali, ditingkatkan pelan-pelan mulai ke 60 persen. Mungkin pekan depan naik lagi,” jelas Susi dikutip dari Antara, Jumat (5/6/2020).
Sejak penangguhan seluruh kejuaraan badminton pada pertengahan bulan Maret akibat pandemi COVID-19, kegiatan pelatnas PBSI memang tidak berjalan secara penuh. Para atlet hanya diberikan program latihan yang bertujuan untuk mempertahankan kebugaran serta akurasi mereka saja.
Di masa pandemi, PBSI menjaga sebagian besar atlet dengan mewajibkan mereka tetap berada dalam lingkungan kompleks pelatnas Cipayung. Alur keluar-masuk pelatnas diperhatikan dengan ketat. Bahkan PBSI juga melarang para atletnya untuk mudik selama periode Lebaran.
Sejumlah rangkaian tes COVID-19 telah dijalankan secara berkala kepada atlet dan staf PBSI demi menjaga lingkungan pelatnas tetap steril dari virus corona. Sedangkan pemeriksaan yang terbaru, pada akhir Mei lalu hasil rapid test menunjukkan pelatnas Cipayung tetap bebas dari COVID-19.
Pada Selasa (2/6/2020), Susi menjelaskan bahwa kegiatan pelatnas PBSI sudah mulai berjalan intensif. Peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 itu mengungkapkan tim pelatih dari semua sektor telah mulai menjalankan masing-masing programnya.
Sementara terkait jadwal baru turnamen bulu tangkis internasional musim 2020 yang telah dirilis Federasi Badminton Dunia (BWF), PBSI mengaku siap berpartisipasi sepanjang ada jaminan kesehatan serta keselamatan dari BWF dan pihak tuan rumah.
“Kita siap menyiapkan atlet kita karena pelatnas tidak pernah berhenti. Tetapi harus ada jaminan dari BWF pada saat kita berangkat ada jaminan kesehatan dan jaminan bahwa kita aman,” pungkas Susi.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Ibnu Azis