tirto.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebut pandemi Corona atau COVID-19 telah membuat penggunaan jalan tol anjlok drastis. Basuki menyatakan kondisi ini praktis memukul penerimaan badan usaha jalan tol (BUJT) cukup signifikan.
“Kemudian ketiga untuk jalan tol dalam mendukung program pemerintah, walaupun aktivitas hariannya turun 40-60 persen dari hari normal, mempengaruhi penghasilan BUJT,” ucap Basuki dalam teleconference bersama wartawan, Selasa (7/4/2020).
Basuki menyatakan gara-gara situasi ini, pemerintah mempertimbangkan relaksasi bagi BUJT. Nantinya mereka bisa memperolh keringanan dalam utang kepada lembaga keuangan.
“Ada beberapa dampak yang akan kita relaksasi, pertama kewajiban pembayaran di bank, dengan revenue yang terdampak sampai 60 persen,” ucap Basuki.
Adapun data Asosiasi Jalan Tol yang diterima Kemen PUPR menunjukan memang terjadi penurunan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) sebagai ukuran anjloknya pengguna tol. Di Jabodetabek misalnya pada Februari 2020 masih mencapai 3,191 juta di pekan pertama, 3,167 juta di pekan kedua, 3,153 juta pekan ketiga, dan 3,110 juta di pekan keempat.
Saat mencapai bulan Maret 2020, LHR terus turun hingga semakin terasa menjelang April 2020. Pada pekan pertama hanya ada 3,124 juta dan menjadi 3,060 di pekan kedua. Lalu pekan ketiga menjadi 2,483 juta dan pekan keempat Maret 2020 hanya tersisa 1,6 juta.
“Jadi hampir 50 persen,” ucap Basuki.
Tol Trans Jawa juga sama. Pekan keempat Februari 2020 masih ada LHR sebanyak 1,257 juta. Lalu Maret 2020 turun menjadi 840 ribu.
“Sekarang turun lagi. Saya tanya lagi malah turunnya tinggal 20 persne LHR. Jadi memang turunnya sudah Maret-April 2020,” ucap Basuki.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan