Menuju konten utama

Jadwal Vaksin Covid-19 Diberikan ke Warga RI & Daftar Penyuplainya

Jadwal pemberian vaksin Covid-19 untuk 181,5 juta warga Indonesia direncanakan berlangsung pada tahun 2021-2022. 

Jadwal Vaksin Covid-19 Diberikan ke Warga RI & Daftar Penyuplainya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengikuti upacara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/12/2020). ANTARA FOTO/BPMI Setpres/Muchlis Jr/hma/HP.

tirto.id - Kementerian Kesehatan telah menyusun jadwal pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Pada hari ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan vaksinasi Covid-19 akan dilaksanakan secara bertahap sejak bulan Januari 2021. Kemenkes merencanakan 2 gelombang vaksinasi.

Gelombang pertama vaksinasi Covid-19 direncanakan berlangsung pada Januari - April 2021. Di tahap awal, pemberian vaksin Covid-19 diprioritaskan bagi 1,3 juta tenaga kesehatan. Kata Budi, vaksin Covid-19 akan diberikan pada tenaga kesehatan (nakes) di 34 provinsi di Indonesia.

"Sama dengan negara lain, tenaga kesehatan adalah prioritas utama yang akan divaksinasi," kata Budi dalam siaran pers Kemenkes pada Selasa (29/12/2020).

Selanjutnya, vaksinasi Covid-19 akan dilakukan kepada 17,4 juta petugas pelayan publik. Di tahap berikutnya, akan menyusul lansia, tetapi dengan catatan khusus.

Kemudian, pada gelombang kedua yang direncanakan mulai bulan April 2021 hingga Maret 2022, vaksin Covid-19 akan diberikan kepada 63,9 juta warga rentan dan 77,4 juta masyarakat lainnya yang diberikan sesuai pendekatan kluster.

Namun, Budi menegaskan, pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia tersebut tetap menunggu keluarnya izin penggunaan darurat atau Emergency Use of Authorization (UEA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"BPOM sudah bekerja sama dengan baik dengan Kemenkes dan telah berkoordinasi dengan otoritas di Brasil, Turki, dan China. Saya percaya BPOM bisa mengambil keputusan yang independen," ujarnya.

Jika diperinci, detail jadwal vaksinasi Covid-19 di Indonesia yang akan berlangsung dalam dua gelombang, sesuai info resmi Kemenkes, adalah sebagai berikut.

1. Vaksinasi Covid-19 Gelombang Pertama

Jadwal vaksinasi covid-19 gelombang I: Januari-April 2021

Vaksinasi tahap pertama: 1,3 juta nakes di 34 provinsi

Vaksinasi tahap kedua: 17,4 juta petugas publik dan 21,5 juta lansia

2. Vaksinasi Covid-19 Gelombang Kedua

Jadwal vaksinasi covid-19 gelombang II: April 2021-Maret 2022

Vaksinasi tahap ketiga: 63,9 juta warga daerah risiko penularan tinggi

Vaksinasi tahap keempat: 77,4 juta warga lain dengan pendekatan klaster

Namun, terdapat tiga catatan yang perlu diperhatikan terkait dengan rencana jadwal pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia itu.

Pertama, Kemenkes menyatakan vaksinasi di tahap awal untuk tenaga kesehatan dan dilanjutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun.

Kedua, Kemenkes memastikan warga lansia umur 60 tahun ke atas akan divaksinasi setelah ada info keamanan vaksin untuk kelompok usia ini. Misalnya, kepastian keamanan itu tertuang dalam EUA atau data hasil uji klinis tahap 3.

Ketiga, Kemenkes pun menyatakan vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan kepada orang dengan komorbid terkendali. Namun, kriterianya masih menunggu rekomendasi dari ITAGI dan para ahli. ITAGI atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization adalah badan independen yang memberi saran kepada Menteri Kesehatan terkait program vaksinasi.

Budi Gunadi Sadikin menjelaskan Kemenkes masih membutuhkan waktu untuk memastikan vaksin yang akan digunakan bisa berlaku untuk lansia dengan umur di atas 60 tahun.

"Hasil uji klinis tahap III yang dilakukan di Bandung untuk vaksin Sinovac itu untuk rentang usia 18-59 tahun. Itu sebabnya hasil diskusi kita dengan ITAGI, secara scientific, memang disarankan menggunakan vaksin Sinovac sesuai dengan yang diuji klinis tiga di Bandung," ujar Budi.

"Sebagai informasi, vaksin Sinovac di luar Bandung, yakni uji klinis yang dilakukan di Turki, Brasil, itu juga diberikan ke orang-orang dengan grup usia di atas 60 tahun," tambah dia.

Budi mengaku Kemenkes sudah berbicara dengan BPOM untuk mengkoordinasikan hal ini. Oleh karena itu, BPOM akan melengkapi datanya sebelum mengambil keputusan akhir soal rentang usia yang bisa mendapatkan vaksin Covid-19.

Total Kebutuhan Jumlah Vaksin Covid-19 di Indonesia

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, untuk mewujudkan herd immunity atau kekebalan kelompok di Indonesia, ada 181,5 juta jiwa yang harus divaksinasi.

Dengan pertimbangan setiap orang butuh 2 dosis vaksin, dan sesuai petunjuk dari WHO harus ada cadangan sebesar 15 persen, maka total kebutuhan Indonesia adalah 426 juta dosis vaksin Covid-19. "Jumlah kebutuhan ini sangat besar," kata Budi dalam konferensi pers pada hari ini.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Budi mengatakan Kemenkes sudah melakukan koordinasi dengan beberapa perusahaan penyedia vaksin Covid-19, yakni Sinovac, Novavax, AstraZeneca, Pfizer, dan COVAX/GAVI.

Sinovac merupakan produsen vaksin dari China. Sementara Novavax dan Pfizer dari Amerika Serikat, serta AstraZeneca asal Inggris.

Adapun COVAX/GAVI merupakan aliansi penyediaan vaksin Covid-19 yang diinisiasi GAVI serta didukung Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI).

Dari kelima jalur pengadaan vaksin tersebut, Kemenkes baru memastikan penyediaan 400 juta dosis vaksin Covid-19 untuk Indonesia.

"100 juta [dosis] akan didatangkan dari Cina [Sinovac], 100-an juta dari Novavax; 100 juta dari Astrazeneca, 100-an juta lagi dari Pfizer," kata Budi.

Sebagai catatan, pengadaan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca (50 juta dosis) dan Pfizer (50 juta dosis) akan ditandatangani perjanjiannya pada akhir bulan Desember 2020 dan Januari 2021.

"Diharapkan vaksin-vaksin ini bisa datang secara bertahap ke Indonesia dan kita bisa segera melakukan penyuntikan bagi seluruh rakyat Indonesia yang 181 juta orang," kata Budi.

Hingga hari ini, vaksin Covid-19 yang sudah tercatat resmi tiba di Indonesia adalah buatan dari Sinovac. Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Sinovac tiba di tanah air pada awal Desember lalu.

Penggunaan vaksin Covid-19 buatan Sinovac itu masih menunggu penerbitan izin penggunaan darurat atau Emergency Use of Authorization (UEA) dari BPOM.

Menurut Budi, vaksin buatan Pfizer sudah boleh diberikan untuk lansia berumur 60 tahun ke atas, berdasarkan EUA dari MHRA (Medicines and Healthcare Products Regulatory Agency) London, FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat, dan European Medicines Agency.

"Karena vaksinnya yang akan datang nanti ada empat jenis, otomatis keragaman itu akan ada. Itu sebabnya, karena sebagian vaksin mungkin akan datang sekitar semester kedua atau akhir kuartal II [2021], kalau kita lihat tahapannya lansia kita taruh agak belakang," ujar Budi.

"Karena kita ingin memastikan semua data scientific mengenai pemberian vaksin ke grup lansia ini BPOM sudah feel comfortable," imbuh dia.

Baca juga artikel terkait VAKSIN CORONA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Agung DH