Menuju konten utama

Isu Pertamax Dioplos Pertalite, Apa Efeknya Bagi Kendaraan?

Isu Pertamax dioplos Pertalite berkembang di tengah masyarakat. Apa efeknya bagi kendaraan?

Isu Pertamax Dioplos Pertalite, Apa Efeknya Bagi Kendaraan?
Sejumlah pengendara sepeda motor antre mengisi BBM jenis pertalite di SPBU Krapyak, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (31/8/2022) malam. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/aww.

tirto.id - Isu Pertamax dioplos Pertalite mencuat usai Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga ditetapkan sebagai tersangka. Lantas, apa efek bagi kendaraan jika Pertamax dioplos Pertalite?

Kejaksaan Agung (Kejagung) RI telah menetapkan Riva Siahaan, Dirut PT Pertamina Patra Niaga, sebagai tersangka pada Senin, 24 Februari 2025. Riva diduga terlibat kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.

Atas penetapan tersebut, kemudian berkembang isu yang menyebutkan terdapat produk Pertamax dioplos Pertalite. Kejagung menegaskan kasus ini adalah masalah pembelian RON 90 dan RON 92, bukan Pertamax dioplos Pertalite.

"Narasi oplosan itu tidak sesuai dengan apa yang disampaikan kejaksaan,” kata Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication Pertamina.

Pada produk Pertamina, RON 90 ialah Pertalite. Di sisi lain, RON 92 adalah Pertamax. RON 90 termasuk jenis bahan bakar minyak (BBM) dengan nilai oktan sebesar 90.

Menanggapi isu Pertamax dioplos Pertalite, Vice President Corporate Communication Pertamina memastikan produk Pertamax yang sampai ke masyarakat sudah sesuai spesifikasi.

Efek Pertamax Dioplos Pertalite Bagi Kendaraan

Secara umum, kendaraan membutuhkan bahan bakar yang tepat agar beroperasi secara maksimal. Pemakaian bahan bakar dengan tingkat oktan tidak sesuai kompresi mesin kendaraan dapat menyebabkan timbul kerak dan residu. Hal ini mampu memperpendek umur busi.

Hal ini sama halnya jika preferensi RON mobil tidak sesuai dengan BBM yang digunakan. Dampaknya adalah menurunkan performa hingga merusak mesin.

Secara karakteristik, Pertamax direkomendasikan untuk mesin dengan kompresi tinggi. Pertamax juga dapat mendorong pembakaran lebih sempurna, mesin lebih optimal, dan emisi gas buang lebih rendah.

REALISASI BELANJA SUBSIDI 2022

Petugas mengisi bahan bakar minyak jenis Pertalite di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Kamis (29/9/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/YU

Sementara Pertalite direkomendasikan untuk mesin bensin dengan kompresi rendah. Harganya lebih murah. Selain itu, penggunaan Pertalite dapat menyebabkan mesin lebih rentan terhadap knocking.

Berikut merupakan efek jika Pertamax dioplos Pertalite:

1. Kualitas Bahan Bakar Menurun

Pertamax dioplos Pertalite memiliki RON yang berbeda. Apabila dicampur BBM dengan RON tinggi, kualitasnya akan menurut. Itu artinya, RON Pertamax tidak bisa mencapai 92-95.

Sementara BBM dengan RON lebih rendah belum tentu mengalami peningkatan nilai oktan yang signifikan.

2. Emisi Gas Buang Meningkat

Campuran Pertamax dan Pertalite dapat menyebabkan emisi gas buang meningkat. Hal tersebut terjadi karena campuran bahan bakar tidak akan terbakar sempurna.

Meningkatnya emisi gas buang dapat berdampak buruk pada lingkungan dalam jangka panjang.

3. Merusak Komponen Mesin dan Kinerja Mesin menurun

Tercampurnya Pertalite dan Pertamax bisa saja menyebabkan bahan bakar tidak terbakar dengan optimal. Akibatnya, mesin terasa lebih berat dan tenaga mesin berkurang jika dibanding menggunakan Pertamax murni.

Dalam jangka panjang, oplosan Pertamax dan Pertalite dapat menyebabkan piston, silinder, dan katup pada mesin.

4. Menyumbat Injektor

Oplosan pertamax dengan Pertalite dapat membentuk endapan. Ini bisa menyumbat aluran injektor. Injektor memiliki peran penting dalam operasional mesin, yaitu penyemprot bahan bakar ke ruang bakar.

5. Kendaran Berusia Lebih Pendek

Oplosan Pertamax dan Pertalite dapat memperpendek usia kendaraan . Mesin akan sering macet dan membutuhkan ekstra perawatan.

Baca juga artikel terkait TRENDING TOPIC atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

tirto.id - Edusains
Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo & Fitra Firdaus