tirto.id - Sekjen Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang menyebut isu terkait keterlibatan Muchdi PR, Ketua Umum Partai Berkarya, dalam pembunuhan aktivis HAM Munir, boleh jadi adalah serangan fajar jelang Pemilu 2024.
"Ya bisa saja (terkait kepentingan Pemilu 2024), karena ini kan mulai masuk tahun politik ya," kata Badaruddin saat dihubungi Tirto, Senin, 12 September 2022.
Ia menyebut kejadian serupa juga telah dialami oleh Partai Berkarya jelang Pilpres 2019 silam.
"Kalau kita ini sudah pernah terulang di 5 tahun lalu, jelang pemilu 2019. Waktu itu Pak Muchdi, Polycarpus gabung di Berkarya langsung muncul lagi kasus Munir. Tapi ini kan kasus 18 tahun lalu, sudah dijalani dan sudah berproses dan Pak Muchdi tidak terbukti dan tidak terlibat dalam kasus tersebut. Ini hal yang biasa yang tidak perlu dibesar-besarkan," ujarnya.
Lebih lanjut, Badaruddin menyayangkan kasus tersebut diungkit kembali saat partainya sedang dilanda masalah internal pasca dinyatakan tak lolos sebagai peserta Pemilu 2024.
"Saya kira (kasus) ini sudah hampir kedaluwarsa gitu, kenapa harus dimunculkan lagi di saat partai kami lagi bermasalah dan Pak Muchdinya selaku ketua umum lagi berjuang untuk membuat partai kami bisa berpartisipasi di Pemilu 2024," kata Badaruddin.
Diketahui sebelumnya, Parpol besutan Ketua Umum Muchdi Purwopradjono alias Muchdi PR ini harus menelan pil pahit tidak lolos sebagai peserta pemilihan umum serentak mendatang.
Akibat kegagalan tersebut, internal Partai Berkarya terpecah dalam memberikan pendapat terutama terkait masa depan kader dan partai. Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang memberikan kebebasan kepada para kadernya untuk memilih haluan partai untuk Pemilu 2024. Menurutnya, tidak mungkin menahan para kadernya untuk mencari aspirasi dari partai lain.
“Gagal Pemilu 2024 menanti Pemilu 2029. Tapi bagi insan politik untuk jadi penonton di pesta demokrasi rasanya tidaklah mungkin, pasti mereka akan mencari perahu atau partai untuk dapat menampung untuk menyalurkan hasrat dan aspirasinya," kata Badaruddin saat dihubungi Tirto pada Senin (29/8/2022).
Sebelumnya, kasus pembunuhan Munir mencuat kembali setelah hacker atau peretas bernama Bjorka menyebutkan dalang pembunuhan Munir dalam skenario yang dia jelaskan di akun Twitter, @bjorkanism. Sayangnya, akun ini telah hilang dan berganti menjadi @bjorkanesm.
Munir Said Thalib, aktivis HAM, dibunuh dengan menggunakan arsenik saat penerbangan dengan Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Amsterdam pada September 2004. Kasus pembunuhan Munir diproses hanya sebagai pidana pembunuhan bukan masuk dalam pelanggaran HAM berat, sehingga kasusnya sudan hampir kedaluwarsa. Hingga saat ini, siapa dalang di balik pembunuhan ini juga belum terungkap.
Penulis: Fatimatuz Zahra
Editor: Maya Saputri