Menuju konten utama

Israel Memuji Langkah Guatemala Pindahkan Kedubesnya ke Yerusalem

Guatemala menjadi negara pertama yang berjanji untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem sejak pengakuan Trump atas ibu kota Israel pada 6 Desember lalu.

Israel Memuji Langkah Guatemala Pindahkan Kedubesnya ke Yerusalem
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu. REUTERS/Ronen Zvulun

tirto.id - Israel melontarkan pujian ke Presiden Guatemala Jimmy Morales, karena mengikuti jejak Donald Trump dalam mengumumkan rencana untuk memindahkan kedutaan negaranya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Guatemala adalah satu dari delapan negara untuk memilih dalam sidang majelis umum pekan lalu mengikuti AS menentang sebuah resolusi PBB yang mengecam langkah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Keputusan Guatemala ini berbeda dengan negara-negara lain di dunia, termasuk 14 anggota lainnya dari Dewan keamanan PBB, selain AS, yang menentang langkah tersebut.

Setelah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Morales menulis kepada orang-orang Guatemala di halaman Facebook-nya bahwa "salah satu topik yang paling penting adalah kembalinya kedubes Guatemala ke Yerusalem" dari Tel Aviv dimana saat ini berada.

"Untuk itulah saya memberi tahu Anda bahwa saya telah memberikan instruksi kepada kementerian luar negeri bahwa mereka memulai koordinasi yang diperlukan untuk mewujudkannya," demikian tulis Morales.

Langkah tersebut dianggap tidak akan memiliki dampak signifikan, dalam diplomasi internasional seputar Israel dan isolasi AS terkait sengketa status Yerusalem dengan semua negara besar, termasuk semua sekutu utama Eropa yang menentang keputusan Trump tersebut.

Mengutip The Guardian, Guatemala telah lama memiliki kerja sama keamanan yang erat dengan Israel termasuk menjadi pembeli senjata Israel. Morales adalah seorang Kristen evangelis yang pemilihannya pada tahun 2015 terlihat di Israel karena menandai potensi hubungan yang lebih dekat.

Juru bicara kementerian luar negeri Israel Emmanuel Nahshon mengucapkan terima kasih kepada Guatemala atas "keputusan penting" tersebut.

"Berita yang indah dan persahabatan sejati!" tulisnya di Twitter.

Kementerian luar negeri Israel pada Senin (25/12/2017) waktu setempat memuji "persahabatan sejati" dengan Guatemala. Wakil menteri untuk diplomasi, Michael Oren, juga memuji langkah tersebut.

"Viva Guatemala! Membutuhkan keberanian bagi negara adidaya untuk membela keadilan dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota abadi Israel. Tapi dibutuhkan lebih banyak lagi nyali yang luar biasa bagi sebuah negara kecil untuk melakukan itu," tulis Oren di Twitter. "Orang-orang Guatemala, orang-orang Israel tidak akan pernah melupakan dukungan dan keberanian Anda."

"Orang-orang Guatemala telah menunjukkan bahwa mereka tahu betul bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel! Saya menyambut baik keputusan mereka untuk membawa kedutaan mereka ke Yerusalem dan berterima kasih atas persahabatan mereka yang dalam," kata Presiden Israel Reuven Rivlin. "Kami berharap dapat menyambut Anda ke Yerusalem!"

Guatemala menjadi negara pertama yang berjanji untuk memindahkan kedutaannya ke Yerusalem sejak pengakuan Trump atas ibu kota Israel pada 6 Desember lalu dan keputusan untuk memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv.

Dalam sidang majelis umum PBB, terdapat 128 negara memilih untuk mempertahankan konsensus internasional bahwa status Yerusalem hanya dapat diputuskan melalui perundingan damai antara Israel dan Palestina.

Sementara itu, hanya delapan negara yang sepakat dengan AS dalam memberikan suara “tidak” atas resolusi PBB itu, di antaranya Guatemala dan Honduras. Sebab, keduanya bergantung pada pendanaan AS untuk memperbaiki keamanan di wilayah mereka.

Kedua negara itu, bersama dengan El Salvador, dikenal sebagai Segitiga Utara Amerika Tengah. Kekerasan, korupsi dan kemiskinan menjadikan mereka sumber utama migrasi ilegal ke AS. Untuk itu, AS memberi mereka $750 juta (£560 juta) untuk memberikan kondisi yang lebih baik di negara itu.

Morales, seperti Trump, adalah seorang tokoh televisi tanpa pengalaman politik yang nyata sebelum menjadi presiden Guatemala pada tahun 2016. Pada hari Jumat, dia meramalkan keputusan yang akan dibuatnya mengenai Yerusalem, karena dia membela pemungutan suara pemerintahnya di PBB.

"Guatemala secara historis pro-Israel," kata dia dalam sebuah konferensi pers di Guatemala City. "Dalam 70 tahun hubungan, Israel telah menjadi sekutu kami.

"Kami memiliki cara berpikir Kristini, sebaik politiknya, kami juga percaya bahwa Israel adalah sekutu kami dan kami harus mendukungnya. Meskipun kami hanya sembilan di dunia [dalam pemungutan suara PBB], kami memiliki kepastian dan keyakinan bahwa ini adalah jalan yang benar. "

Posisi Morales telah menjadi rapuh dalam beberapa bulan terakhir karena tuduhan korupsi terhadapnya sedang diselidiki oleh sebuah badan khusus yang didukung PBB bekerja sama dengan jaksa Guatemala.

Baca juga artikel terkait YERUSALEM atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari