tirto.id - Kota Tel Aviv merupakan wilayah terbesar kedua setelah Yerusalem di kawasan yang sekarang dikuasai Israel. Bagaimana sejarah Tel Aviv hingga menjadi kota yang dihuni hampir 50% penduduk Israel?
Tel Aviv merupakan sebuah pusat perekonomian. Mayoritas kedutaan besar negara asing berada di lokasi ini. Banyak perusahaan kelas kakap Israel juga berkantor di Tel Aviv.
Sebagai kota besar, Tel Aviv memainkan peran penting semenjak Israel memproklamasikan kemerdekaan pada Mei 1948 dengan mencaplok wilayah Palestina.
Sejarah Awal Kota Tel Aviv
Tel Aviv atau Tel Aviv-Yafo disebut juga dengan Yafo atau Jaffa alias Joppa. Dalam bahasa Arab adalah Yafa. Kawasan ini merupakan sebuah taman yang didirikan umat Yahudi di pinggiran kota Jaffa (atau Yafo) pada 1909.
Awalnya adalah tempat yang lembab, jelek, dan tua dengan bangunan yang kotor.
Pasca deklarasi kemerdekaan Israel dan perang Arab-Israel, pasukan militer Yahudi Haganah dan Irgun Zvai Leumi menguasai Jaffa hingga memaksa 65.000 orang Arab Palestina melarikan diri.
Para imigran Yahudi lalu menetap di kota yang sebagian besar sudah sepi. Jaffa digabungkan dengan Tel Aviv pada tahun 1950 dan dikenal sebagai Tel Aviv-Yafo.
Menurut laman Britannica, gedung-gedung menjulang tinggi kemudian dibangun pada tahun 1960-an.
Seperti Shalom Meir Tower, gedung pencakar langit pertama di Israel yang terdiri dari 30 lantai dan tinggi 142 meter.
Hal ini lantas diikuti di area Diamond Exchange, Ramat Gan, serta pembangunan Azrieli Centre yang mengubah wajah kota.
Dengan sendirinya, Tel Aviv tumbuh sebagai pusat bisnis, terutama sepanjang Herzl Street, Allenby Street, dan Dizengoff Street. Azrieli Mall dan Ramat Aviv menjadi pusat perbelanjaan besar di tengah kota Tel Aviv.
Mereka kini telah membuat kawasan itu menjadi pusat ekonomi dan budaya. Tel Aviv juga menjadi kota utama di Israel sekaligus menjadi lokasi pusat kantor pemerintahan.
Saking ramainya, Tel Aviv disebut-sebut sebagai kota yang tidak pernah mati. Mereka menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di Timur Tengah dan kota termahal ke-19 di dunia.
Lokasi Kota Tel Aviv
Tel Aviv berada di pesisir pantai Mediterania sekaligus menjadi jembatan antara Eropa, Asia dan Afrika.
Kota Tel Aviv terletak sejauh 60 kilometer di sebelah barat laut Yerusalem atau 90 kilometer di sebelah selatan kota Haifa.
Kota sekitar Tel Aviv ialah Herzliya (sebelah utara), Ramat HaSharon (timur laut), Petah Tikva, Bnei Brak, Ramat Gan dan Giv'atayim (sebelah timur), Holon (sebelah tenggara), dan Bat Yam (sebelah selatan).
Tel Aviv mempunyai populasi sebesar 404.400 jiwa yang tersebar di wilayah seluas 52,0 km2 dengan kepadatan penduduk 7.606 jiwa per kilometer persegi (19.699 jiwa per mil persegi).
CBS (Israel Central Bureau of Statistics) melaporkan pada 2009, populasi tumbuh sebesar 0,5% setiap tahun. Mayoritas adalah penganut Yahudi (91,8%). Komunitas Muslim dan Kristen Arab mencapai 4,2%. Sisanya berbagai komunitas Kristen dan Asia.
Bahasa yang sering digunakan yaitu bahasa Ibrani dan Arab. Kota ini turut dihuni sekitar 50.000 pekerja asing asal Asia.
Pada tahun 2003, UNESCO menetapkan Kota Putih Tel Aviv yang berdiri pada 1930-an sebagai bagian situs warisan dunia. Di dalamnya terdapat Bauhaus, sekolah arsitektur modern yang sempat ditutup Nazi tahun 1933.
Apakah Tel Aviv Ibu Kota Israel?
Tel Aviv sempat dijadikan ibu kota sementara Israel setelah mereka mengumumkan kemerdekaan pada tahun 1948. Namun, ibu kota Israel kemudian dipindah ke Yerusalem setahun kemudian pada 1949.
Berdasarkan rencana pembagian oleh PBB tahun 1947, Yerusalem sebenarnya mempunyai status khusus dan dibawah kontrol internasional, lantaran kota ini dinilai sebagai tempat suci bagi tiga agama: Yahudi, Islam, dan Kristen.
Setelah Perang 1948, Israel lalu menguasai barat kota. Hal ini berlanjut pada Perang 1967. Mereka merebut Yerusalem timur dari tangan Yordania.
Mulai tahun 1980, Israel menetapkan secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota negara. Kendati demikian, banyak negara yang memilih tidak memindahkan kantor kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Mayoritas kedutaan besar tetap berada di Tel Aviv dan beberapa negara menempatkan kantor konsulat di Yerusalem.
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra