Menuju konten utama

Isi Lengkap Permintaan Maaf Zainul Maarif Terkait ke Israel

Zainul Ma’arif, salah satu dari 5 nahdliyin yang bertemu Presiden Israel, menyatakan minta maaf. Simak isinya. Benarkah ia dipecat NU?

Isi Lengkap Permintaan Maaf Zainul Maarif Terkait ke Israel
Lima Nahdliyin saat bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. FOTO/NU Online

tirto.id - Zainul Ma’arif menyatakan permintaan maaf atas pertemuan dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, hingga menjadi kontroversi di Indonesia. Apa saja isi permintaan maaf itu dan bernarkah ia akhirnya dipecat NU?

Foto 5 nahdliyin bersama Presiden Israel sempat viral dan membikin kontroversi. Pertemuan itu dinilai tidak selaras dengan sikap pemerintah Indonesia yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Akibatnya, banyak pihak yang mengeluarkan pernyataan sikap. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai organisasi yang menaungi 5 nahdliyin sudah buka suara, termasuk beberapa organisasi masyarakat (ormas) lain seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Mereka mengecam tindakan tersebut dan tidak setuju dengan pertemuan 5 nahdliyin bersama Presiden Israel. Sebagai salah satu orang yang menghadiri pertemuan, Zainul Ma'arif menyatakan permintaan maaf baik kepada masyarakat Indonesia maupun warna NU.

Ia berdalih, pertemuan itu hanya bersifat kegiatan tambahan dalam rangka penelitian lapangan dan dialog lintas iman untuk perdamaian.

"SAYA MEMINTA MAAF kepada masyarakat Indonesia, umat Islam, warga Nahdlatul Ulama' dan institusi-institusi di mana saya bekerja/berorganisasi atas ketidaknyamaan yang terjadi setelah saya bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, tanggal 3 Juli 2024," tulis Zainul Ma'arif.

"Pertemuan dengan Presiden Israel itu hanya pertemuan tambahan (tentatif) dari kegiatan inti "PENELITIAN LAPANGAN DAN DIALOG LINTAS IMAN UNTUK PERDAMAIAN", yang diselenggarakan di Palestina dan Israel, 30 Juni - 5 Juli 2024," lanjutnya.

Sementara Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta akhirnya memberhentikan Zainul Maarif sebagai anggota Lembaga Bahtsul Masail (LBM NU) DKI Jakarta.

Selain Zainul Maarif, PWNU DKI Jakarta juga turut membuat sikap yang sama kepada Mukti Ali, Roland Gunawan, dan Sapri Saleh. Mereka dinilai terlibat dalam organisasi Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM).

"Jadi empat orang ini diberhentikan dari kepengurusan LBM PWNU DKI Jakarta. Saya kira itu saya menyampaikan hasil rapat antara jajaran syuriyah dan Tanfidziyah PWNU DKI Jakarta," ucap Samsul Ma'arif, Ketua PWNU DKI Jakarta.

Isi Permintaan Maaf Zainul Ma’arif

Berikut adalah isi lengkap permintaan maaf Zainul Ma’arif terkait pertemuan dengan Presiden Israel yang disampaikan pada tanggal 19 Juli 2024:

Surat Pernyataan Terkait Pertemuan Dengan Presiden Israel Dalam Rangka Kegiatan Di Israel-Palestina

Oleh Zainul Maarif

(Peneliti, Pengajar, dan Pelaku Dialog Lintas Iman untuk Perdamaian)

1. SAYA MEMINTA MAAF kepada masyarakat Indonesia, umat Islam, warga Nahdlatul Ulama' dan institusi-institusi di mana saya bekerja/berorganisasi atas ketidaknyamaan yang terjadi setelah saya bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, tanggal 3 Juli 2024.

2. Pertemuan dengan Presiden Israel itu hanya pertemuan tambahan (tentatif) dari kegiatan inti "PENELITIAN LAPANGAN DAN DIALOG LINTAS IMAN UNTUK PERDAMAIAN", yang diselenggarakan di Palestina dan Israel, 30 Juni - 5 Juli 2024.

3. Penelitian yang saya lakukan mengenai "KEHIDUAN MUSLIM DI ISRAEL", mengingat kondsi muslim di Palestina, khususnya di Gaza, sudah banyak dibahas.

4. Sebagai kegiatan dialog lintas iman, saya berangkat dari Indonesia ke Palestina dan Israel, tidak hanya dengan teman-teman Muslim, tapi juga dengan rekan-rekan beragama Katolik, Kristen, dan Yahudi.

5. Di Palestina dan Israel, KAMI, ROMBONGAN LINTAS IMAN DARI INDONESIA, bertemu degan tokoh-tokoh lintas iman dari Palestina dan Israel. Kami juga bertemu dengan warga sipil Palestina dan Israel, serta mendapat kesempatan bertemu dengan Presiden Israel.

6. Dalam pertemuan dengan Presiden Israel selama kurang lebih 20-30 menit, kami rombongan lintas iman dari Indonesia hadir menunjukkan kebhinekaan Indonesia yang hidup rukun, serta mengungkapkan pesan perdamaian.

7. Menyampaikan pesan perdamaian di hadapan Presiden Israel berarti MEMINTA ISRAEL MENGHENTIKAN SERANGANNYA YANG MELAMPAUI BATAS TERHADAP WARGA PALESTINA DI GAZA.

8. Ketika meminta Presiden Israel untuk tidak memerangi warga Palestina lagi, saya menyadari diri saya bukan siapa-siapa untuk bisa mempengaruhinya. Namun saya merasa perlu memanfaatkan kesempatan untuk menjalankan ajaran Islam berupa hadits Nabi Muhammad Saw, yang artinya "JIHAD TERBAIK ADALAH MENYAMPAIKAN KEBENARAN DI HADAPAN PEMIMPIN YANG ZALIM".

9. Saat menyampaikan kebenaran (berupa penghentian perang) di hadapan Presiden Israel, saya mengerti bahwa Presiden Israel hanya pemimpin simbolis. Namun bagaimanapun juga dia pemimpin Israel, yang bisa saya temui. Lagipula saya bukan politisi, melainkan salah satu orang rombongan lintas iman Indonesia. Oleh sebab itu, yang saya sampaikan hanya menyelarasi pesan moral agama saya, yaitu lslam, yang seakar dengan salam, yang berarti damai.

10. Semoga cahaya kecil sekalipun bisa memberikan penerangan. Semoga genosida rezim Netanyahu terhadap warga Palestina berakhir. Semoga kemerdekaan Palestina teraih tanpa pertumpahan darah. Semoga kedamaian hidup dirasakan oleh orang-orang yang dizalimi.

Jakarta, 19 Juli 2024

Baca juga artikel terkait VIRAL atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Beni Jo
Editor: Dipna Videlia Putsanra