tirto.id - Presiden Joko Widodo semringah anak kambingnya beranak dua.
"Alhamdulillah tadi pagi telah lahir lagi, dua anak kambing yang saya pelihara. Ini coba..lucu-lucu ini. Niihh..,” kata Presiden di video blog (vlog) terbaru, "#JKWVLOG Kelahiran Dua Ekor Anak Kambing di Istana Bogor", diunggah Senin kemarin.
Setidaknya sampai dengan Selasa (14/3) pukul 15:45 WIB, ada 2.692 komentar terhadap video itu; ada yang menilai lebay, kurang lucu, meminta bancakan, sampai menawarkan diri untuk ikut dipelihara Presiden.
Presiden Jokowi memang perhatian terhadap domba-dombanya. Mantan Komandan Paspampres Mayor Jenderal Bambang Suswantono dalam acara talk show “Sudut Istana” di TVRI, pernah mengatakan bahwa Presiden Jokowi memang memelihara binatang di Istana Bogor. Selain angsa, salah satu peliharaan Jokowi adalah lima domba yang dipelihara di belakang istana.
"Setiap beliau [Jokowi] mau keluar.. setiap jam delapan domba-domba kita apelkan di sana," kata Jenderal Bambang.
Selain perhatian dengan binatang-binatang yang sama sekali tak gahar itu, Presiden Jokowi perhatian betul dengan vlog akhir-akhir ini. Saat kunjungan Raja Salman awal Maret lalu ia juga memamerkan vlog bersama sang raja. Raja berusia 81 tahun itu terlihat senang-senang saja diajak nge-vlog oleh Jokowi.
Bagaimana Presiden Jokowi Menyukai Vlog?
Chanel Presiden Joko Widodo pertama kali terdaftar di Youtube pada 6 Mei 2015. Namun, ia baru mengunggah video di YouTube untuk pertama kalinya pada 27 Juli 2016. Ketika itu, ia mengunggah video kegiatan selama turun ke bawah (turba). Isinya soal petuah-petuah dan capaian-capian pembangunan yang telah dilakukannya.
Dari 30 video yang diunggah sampai dengan awal Agustus 2016, Jokowi baru mendapat 21.314 subscribers dan 452,138 views. Dari sisi subscriber dan viewer jumlah ini jauh lebih sedikit dibanding chanel YouTube anaknya, Kaesang Pangarep. Kaesang saat itu sudah mendapat 127.788 subscribers dan 7 Juta views. Padahal, Kaesang baru mengunggah sembilan video sejak 7 Maret 2016.
Pada 9 Agustus 2016, Presiden mengundang para pesohor YouTube Indonesia ke Istana Merdeka. Mereka dijamu makan siang dan diundang untuk ngobrol seputar YouTube. Di antara yang diundang ada YouTubers kondang semacam Eka Gustiwana, Cheryl Raissa, Natasha Farani, Fathia Izzati, Andovi da Lopez, Jovial da Lopez, dan Arief Muhammad,. Rata-rata para YouTuber itu telah memiliki ratusan ribu subscriber. Usia mereka sepantaran si Kaesang, 20 sampai 30an tahun—para generasi milenial.
Presiden mengaku akan membuat konten video positif yang membuat anak muda suka menontonnya. “Percuma saja membuat yang serius-serius mengenai kebijakan tapi yang melihat enggak ada. Yang kita buat, yang anak muda seneng. Dunia remaja. Dunia anak muda,” kata Presiden kepada Arief.
Dari statistik memang terlihat, video pribadi dengan tagar #JKWVlog memang lebih laris dibanding video-video mengenai kebijakan yang diunggah Presiden Jokowi.
Satu contoh video berjudul “Keterangan Pers Presiden RI, Badung, 8 Desember 2016” baru ditonton 1.075 kali sejak diunggah pada 8 Desember 2016. Padahal isinya penting tentang sikap Indonesia terhadap pembantaian etnis Rohingya di Myanmar.
Sementara, video “Olahraga Memanah: Fokus, Konsentrasi, Ada Target dan Sasaran” dengan tagar #JKWVlog diunggah pada 26 September ditonton sebanyak 533.536 kali dalam waktu 6 bulan.
Komunikasi Politik Presiden Jokowi Melalui Vlog
Berbeda dengan SBY yang gandrung Twitter, Jokowi memilih YouTube sebagai salah satu saluran komunikasi politik. Data Google Indonesia menunjukkan penonton YouTube di Indonesia tumbuh 130 persen pada akhir tahun 2015. Sedangkan jumlah video yang diunggah meningkat hingga 600 persen.
Menurut data Google, orang Indonesia dikenal betah menghabiskan waktunya nonton YouTube. “Lebih dari satu jam sehari,” kata Vice President Engineering for Emerging Experience YouTube John Harding, seperti dikutip Antara, Selasa (9/8/2016).
Masih menurut Harding, pertumbuhan para kreator video YouTube tak lagi didominasi dari Jakarta, kota besar lainnya seperti Malang dan Surabaya juga ikut merambah ke YouTube. Saat ini, Indonesia memiliki seorang kreator yang tergolong ke dalam Gold Button, yaitu Raditya Dika dengan lebih dari satu juta pelanggan.
Sementara itu, ada lebih dari 106 kreator Silver Button, yang memiliki lebih dari 100.000 pelanggan. Jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya ada 40 kreator.
Namun Harding tak menjelaskan rentang usia penonton YouTube Indonesia terbanyak, apakah dari rentang usia 20-30 tahun, atau 30-40 atau lebih dari usia itu.
Kendati demikian, Presiden Jokowi menyasar kelompok usia muda dalam komunikasi politik melalui vlog pribadinya maupun vlog para pesohor YouTube Indonesia. Setidaknya dua kali Presiden Jokowi mengajak para Youtuber kesohor dalam kunjungan kerja ke beberapa daerah lalu.
Pada 20 Desember 2016, Salah satu kreator YouTube asal Malang, Bayu Skak, pernah diajak ikut kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Kalimantan Tengah.
Video perjalanan Bayu bersama Presiden Jokowi dalam memperingati peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2016, di Palangka Raya itu sampai saat ini sudah ditonton 900.011 kali.
Kreator bernama asli Bayu Eko Moektito di usianya yang baru 24 tahun itu telah menemukan jalan rezekinya melalui adsense YouTube plus merasakan kursi Pesawat Kepresidenan.
Presiden Jokowi juga mengajak tiga YouTuber Kevin Hendrawan, Arief Muhammad dan Kaesang melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Utara dan ke Nusa Tenggara Timur. Kepada Kevin, Presiden menjelaskan Waduk Kuwil di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, luasnya 308 hektar dengan kapasitas 23 juta meter kubik air. Fungsinya untuk cadangan air baku di Manado, Bitung, Minahasa Utara.
Sedangkan di Nusa Tenggara Timur, Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke pos perbatasan Indonesia-Timor Leste. Ia menunjukkan bahwa pos perbatasan dengan Timor Leste itu sekarang kondisinya jauh lebih baik. “Saya hanya meminta pos perbatasan kita lebih baik daripada negara tetangga,” kata Presiden di video Kevin.
Dengan merekrut para pesohor YouTube ini, ada semacam simbiosis mutualisme antara para endorser dengan Presiden Jokowi. Masing-masing punya keuntungan tersendiri, endorses dapat bertumpuk-tumpuk recehan dolar melalui Google adsense, sedangkan presiden menancapkan ingatan sebagai sosok positif di benak anak-anak muda.
Ini nampaknya seperti filosofi memanah yang diamalkan Presiden Jokowi “Fokus, Konsentrasi, Ada Target dan Sasaran” untuk Pemilu 2019.
Penulis: Agung DH
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti