Menuju konten utama

Inovasi Bangunan Ramah Lingkungan

Salah satu semen yang lebih baik untuk lingkungan adalah tipe non-ordinary portland cement (non-OPC)

Inovasi Bangunan Ramah Lingkungan
Ilustrasi bangunan apartemen dengan konsep green building. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Ribuan tahun lalu, orang-orang Romawi kuno menemukan material yang memungkinkan mereka untuk membangun peradaban, salah satunya adalah tembok laut yang tak tertembus ombak selama lebih dari 2.000 tahun. Jika tembok Romawi tersebut dibangun menggunakan teknologi sekarang, mungkin sudah rusak atau bisa bertahan tapi dengan biaya perawatan tinggi.

Meski tidak benar-benar serupa, warisan teknologi tersebut tercermin pada masa kini di sekitar kita: jalanan, jembatan, bangunan, gedung pencakar langit, dan sebagainya. Semuanya bisa terbangun karena material konkret bernama concrete, alias beton. Dalam konstruksi, beton digunakan dua kali lebih banyak daripada gabungan semua bahan bangunan lainnya. Pendeknya, material ini mengubah dunia kita.

Sayang perubahan tersebut bukan hanya untuk hal-hal positif. Beton berkontribusi pada 8 persen emisi karbon dunia. Masalah timbul pada satu dari empat bahan pembuat beton: semen. Semen merekatkan tiga bahan lainnya, yaitu kerikil, pasir, dan air. Hal yang menjadi persoalan adalah tidak mungkin membuat semen tanpa menghasilkan (emisi) karbon dioksida (CO2). Dari setiap ton semen yang dihasilkan, “tercipta” satu ton karbon dioksida pula.

Sebagai gambaran dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin), pada 2019, kapasitas produksi semen nasional mencapai 110 juta ton per tahun dengan konsumsi dalam negeri sebesar 70 juta ton per tahun. Prediksi sampai 2024, konsumsi semen akan meningkat sebesar 3 persen per tahun seiring dengan pembangunan infrastruktur dalam mendukung agenda pembangunan negara.

Solusi Building Material Ramah Lingkungan

Problem dalam menghasilkan material di atas menimbulkan kesukaran tersendiri, sehingga butuh inovasi yang lebih ramah lingkungan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga kestabilan iklim Bumi.

Sebetulnya tidak ada semen yang benar-benar bersih—tak menghasilkan emisi karbon. Meski begitu, dari sekian banyak pilihan semen, tentu ada yang lebih ramah lingkungan. Salah satu semen yang lebih baik untuk bumi adalah tipe non-ordinary portland cement (non-OPC).

Perbedaan antara semen OPC dan non-OPC sangat terlihat dari berbagai aspek. Dibandingkan dengan OPC, semen non-OPC memiliki keunggulan dari durabilitas yang lebih tinggi (sehingga dapat efisien terutama dalam biaya perbaikan), panas hidrasi lebih rendah (membuat daya rekatnya lebih baik dan tak mudah retak), ketahanan sulfat dan klorida lebih tinggi, kemampuan kuat tekan akhir jauh lebih tinggi, biaya yang lebih hemat 5–15 persen, waste material lebih rendah, dan tentu saja produksi karbon dioksida yang lebih rendah.

Sejalan dengan itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akhirnya mengeluarkan Instruksi Menteri PUPR nomor 04//2020 tentang penggunaan semen non-OPC pada pekerjaan konstruksi di Indonesia. Selain itu, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan para pelaku industri semen akan mengurangi produksi ordinary portland cement (OPC) secara bertahap. “Target [produksi] OPC harusnya cukup di bawah 10 persen [dari total produksi semen],” kata Ketua Umum ASI, Widodo Santoso.

Infografik Advetorial Solusi Bangunan Ramah Lingkungan

Infografik Advetorial Solusi Bangunan Ramah Lingkungan. (tirto.id/Mojo)

Proyek-proyek strategis seperti jalan tol, pembangkit listrik, dan smelter bisa beralih menggunakan semen non-OPC, yaitu portland composite cement (PCC), portland pozzoland cement (PPC), semen tipe portland slag, dan semen tipe hidraulis.

Jika membicarakan perusahaan semen yang sudah memperhatikan inovasi dan isu ramah lingkungan ini, maka PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) adalah salah satunya.

Dalam menjawab tantangan kebutuhan infrastruktur dan permukiman, SIG menghadirkan beberapa produk semen non-OPC yaitu EzPro (termasuk tipe PCC), PwrPro (hidraulis), DuPro+ SBC (PPC), dan MaxStrength (portland slag) yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Semen-semen di atas bisa mengurangi emisi karbon dari 84–422 kg/ton produksi. Pemakaiannya juga sejalan dengan solusi beton ramah lingkungan, seperti ComfilPlas, ThruCrete, SpeedCrete, dan PuriCrete

EzPro bisa mengurangi emisi karbon sebesar 207 kg/ton produksi. Semen jenis ini memiliki kemudahan pengerjaan untuk aplikasi multifungsi yang menjaga stabilitas tanah, sehingga cocok untuk konstruksi beton umum seperti perumahan serta saluran irigasi dan tanggul.

Selanjutnya, PwrPro mampu mengurangi emisi karbon 84 kg/ton. Tipe ini adalah formula ramah lingkungan dengan kekuatan ekstra untuk diaplikasikan pada beton cor dan pracetak mutu sedang dan tinggi seperti batako, paving, genteng beton, dan industry drymix mortar.

Kemudian ada DuPro+ SBC dengan pengurangan emisi karbon 176 kg/ton. Aplikasi jenis ini memiliki daya tahan tinggi untuk lingkungan ekstrem yang cocok dipakai pada konstruksi di perairan (laut) untuk smelter, power plant, saluran air limbah, dan tunnel.

Terakhir, ada MaxStrength dengan pengurangan emisi karbon 92 kg/ton. Semen tipe ini punya kekuatan tinggi namun dengan panas hidrasi rendah sehingga cocok untuk mass pouring, pembangunan jembatan, dermaga, power plant, dan fasilitas pengelolaan limbah.

Sementara untuk solusi beton, keempat tipe yang tersedia memiliki karakter beragam. Pertama, ComfilPlas memiliki kualitas materialnya homogen yang ringan, mudah diaplikasikan, berbahan baku ramah lingkungan, sehingga dapat digunakan di area pelosok.

Kedua, ada ThruCrete yang mampu menyerap air masuk ke dalam tanah untuk kemudian menjaga ketersediaan air. Selanjutnya, SpeedCrete yang, sesuai namanya, mampu kering dalam 4 jam sehingga mengurangi risiko kemacetan dan pemborosan BBM saat pengerjaan perbaikan jalan. Terakhir, inovasi solusi beton yang dimiliki SIG adalah PuriCrete yang mampu menyerap polutan dan pada akhirnya mengurangi polusi udara hingga 20 persen per jam.

Selain semen dan beton ramah lingkungan di atas, SIG juga punya solusi teknologi konstruksi pembangunan rumah metode cetak monolitik one day one home (DynaHome), Dynamix Masonry, semen khusus untuk aplikasi non-struktural dan interlock brick bata beton pracetak dengan sistem kait.

Dynahome memungkinkan pembangunan rumah massal dalam waktu jauh lebih singkat dan biaya yang juga lebih efisien bila dibandingkan cara konvensional, tetapi sama sekali tak mengurangi kualitas bangunan karena didukung oleh teknologi dan produk ramah lingkungan yang unggul.

Untuk makin menunjukkan inovasinya, terutama dalam mengembangkan proses pembangunan dan renovasi rumah secara lebih baik dan berkelanjutan, SIG punya sebuah platform digital bernama SIG SobatBangun. Di platform ini, kita bisa mendapatkan kemudahan hanya dari genggaman ponsel pintar untuk keperluan membeli desain rumah, renovasi rumah, membangun rumah, membeli material, aplikasi teknologi tambahan (misalnya panel surya dan smart home), serta informasi akses finansial.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, mengatakan bahwa sebagai leader di industri semen, SIG terus berupaya untuk mempertahankan pangsa pasar dan menjaga optimalisasi utilisasi pabrik dalam mencapai efisiensi biaya. “Sebagai perusahaan yang kini telah bertransformasi menjadi perusahaan penyedia solusi building material, SIG telah mengembangkan berbagai produk, jasa, dan solusi berkelanjutan bagi masyarakat”, katanya.

Melalui pengembangan solusi bahan bangunan, baik itu produk semen, beton, mortar, maupun produk-produk turunan lainnya, SIG benar-benar menunjukkan solusi yang mereka ciptakan tidak hanya memenuhi harapan stakeholder, tetapi juga menjadi pendorong dalam tumbuhnya industri bahan bangunan yang memperhatikan keberlanjutan (sustainability).[]

(JEDA)

Penulis: Tim Media Servis