tirto.id - Fenomena supermoon terbesar yang dikabarkan terjadi hari ini dan besok (15/11/2016) sudah bisa mulai diamati sejak bulan terbit di ufuk timur atau sekitar pukul 17.39 WIB, sampai terbenam di ufuk barat.
Berdasarkan informasi dari Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), supermoon malam ini merupakan fenomena bulan purnama terbesar dan paling terang. Karenanya, pengamatannya pun sama seperti pengamatan bulan purnama pada umumnya dan cenderung tak membutuhkan alat khusus.
"Supermoon adalah purnama yang terdekat, terbesar, dan paling terang. Jadi pengamatan sama dengan pengamatan purnama umumnya. Bisa diamati sejak terbit di ufuk timur, saat Magrib sampai terbenam di ufuk barat," jelas Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Hanya saja, mengingat kondisi cuaca saat ini, pengamatan bisa saja terganggu karena awan ataupun hujan. Namun, Thomas meyakinkan bahwa biasanya masih ada peluang melihat penampakan bulan purnama.
"Kalau terhalang awan, tidak mungkin melihatnya. Tetapi biasanya semalam suntuk ada saja peluang awan tersibak yang menampakkan purnama," kata dia. Dengan begitu, supermoon masih dapat disaksikan bahkan hingga larut malam atau ketika awan sudah tersibak.
Sementara itu, wakil presiden sebuah komunitas Atronomi Populer Robin Scagell seperti dilansir telegraph.co.uk mengatakan pegunungan dan lautan bisa menjadi alternatif lokasi melihat penampakan supermoon.
"Saya selalu senang melihat orang menggunakan teropong mereka keluar dari rumah untuk melihat fenomena ini misalnya dari lautan," kata dia.
Supermoon juga dapat disaksikan lebih maksimal dengan pergi ke tempat gelap yang jauh dari cahaya seperti lampu atau pergi ke desa, sekaligus berlibur. Para fotografer disarankan mengunduh aplikasi dan peta untuk melacak perubahan bulan agar mendapatkan waktu terbaik mengambil gambar.
“Coba dan lihat bulan saat mendekati cakrawala karena kondisi ini dapat menciptakan ilusi optik yang akan membuat bulan terlihat lebih besar dan lebih spektakuler,” demikian dipaparkan.
Saat berada dalam posisi lebih dekat dan lebih cerah penampakannya, bulan akan terlihat oranye dan merah. Namun, setelah dia berada di posisi yang semakin tinggi di langit, warnanya akan kembali putih atau kuning.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari