tirto.id - Departemen Pembangunan Internasional (DFID/UK aid) Inggris mengumumkan bantuan senilai total 45 juta poundsterling atau sekitar Rp796 miliar untuk mencegah penyebaran virus Corona di negara-negara berkembang.
Dana yang diberikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) itu akan membantu mencegah penyebaran virus dengan mendukung negara-negara berkembang secara cepat mengidentifikasi dan merawat pasien dengan gejala virus Corona tipe baru (2019-nCoV).
Diumumkan melalui situs resmi pemerintah Inggris yang diakses pada Senin (10/2/2020), menunjukkan respons Inggris terhadap wabah global virus Corona yang teridentifikasi di sejumlah negara berkembang di Asia dan Afrika, tetapi banyak di antara mereka yang kekurangan alat, keahlian, dan infrastruktur untuk mendiagnosis dan merawat pasien.
Deteksi dan isolasi pasien yang tepat sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit secara global, dan membuat negara-negara dengan sistem kesehatan yang rapuh tidak dapat menanggapi risiko wabah lebih lanjut di seluruh dunia.
"Penyakit adalah ancaman global, dan untuk menyelamatkan nyawa di seluruh dunia kita membutuhkan respons internasional yang terkoordinasi penuh,” kata Sekretaris Pembangunan Internasional Inggris Alok Sharma, sebagaimana dilansir Antara.
Dengan mendukung negara-negara berkembang dengan sistem kesehatan yang rapuh untuk menanggapi dengan benar dugaan kasus virus Corona, kata dia, bantuan Inggris dapat membantu mencegah penyebaran wabah.
Bantuan senilai 5 juta poundsterling akan mendukung Permohonan (Flash Appeal) WHO untuk menghentikan penyebaran penyakit dengan mendukung negara-negara berkembang yang paling berisiko terkena virus Corona dengan cepat mengidentifikasi kasus dan merawat pasien.
Ini akan mencakup pelatihan tim tanggapan cepat dan staf medis untuk mengidentifikasi dan merespons gejala, meningkatkan kesadaran di negara berkembang tentang cara menghindari virus Corona dan memprediksi penyebaran virus.
Selain itu, ahli tambahan yang didanai oleh bantuan Inggris diharapkan akan dikerahkan ke WHO untuk membantu mengoordinasikan respons internasional dan memastikan negara-negara berkembang lebih siap dan dapat merespons secara efektif terhadap kasus-kasus potensial.
Inggris siap merespons jenis wabah ini dan merupakan salah satu negara pertama di dunia yang mengembangkan tes laboratorium untuk virus baru.
Dukungan bantuan baru Inggris yang diumumkan pada 8 Februari lalu menyusul 40 juta poundsterling yang diinvestasikan dalam penelitian vaksin dan virus awal pekan ini oleh Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial (DHSC).
Pendanaan DHSC yang baru, beberapa di antaranya juga merupakan bantuan Inggris, akan mendukung upaya pengembangan vaksin baru untuk epidemi, termasuk tiga program baru untuk mengembangkan vaksin melawan virus 2019-nCoV.
Editor: Agung DH