Menuju konten utama

Virus Corona 10 Februari: Jumlah Korban 910, Lebih Banyak dari SARS

Update virus corona 10 Februari 2020: korban meninggal mencapai 910 orang, lebih banyak dari korban SARS.

Virus Corona 10 Februari: Jumlah Korban 910, Lebih Banyak dari SARS
Ilustrasi Virus corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Jumlah korban meninggal akibat virus corona mencapai 910 orang hingga Senin (10/2/2020) pagi pukul 10.00 WIB, menurut data Johns Hopkins CSSE yang bisa diakses melalui tautan gisanddata.maps.arcgis.com.

Menurut data dalam situs web tersebut, jumlah korban meninggal paling banyak terdapat di Hubei, Cina yaitu 871 orang. Sebanyak 40.505 orang dilaporkan menderita coronavirus, dengan jumlah paling banyak di Cina yaitu 40.137 orang.

Kabar baiknya, 3.300 orang berhasil melawan virus ini dan dinyatakan sembuh. Orang-orang yang sembuh ini sejumlah 1.795 orang atau paling banyak berasal dari Hubei, Cina.

CBS News melaporkan, Kedutaan Amerika Serikat mengkonfirmasi pada Sabtu (8/2/2020), seorang warga negara AS yang didiagnosis mengidap virus corona meninggal di Rumah Sakit Jinyintian di Wuhan, Cina, pada 6 Februari. Ini merupakan kematian pertama warga negara AS akibat penyakit tersebut.

Jumlah kematian yang telah dilaporkan ini melampaui jumlah total korban meninggal selama wabah SARS 2003, yang menewaskan 774 orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Semua korban meninggal akibat virus corona berada di Cina, dengan satu orang meninggal di Filipina dan satu lagi di Hong Kong.

Di tengah reaksi yang semakin meningkat dari masyarakat Tiongkok, Partai Komunis yang berkuasa di negara itu telah berjanji untuk menyelidiki pembungkaman terhadap seorang dokter yang mencoba memperingatkan rekan-rekannya soal virus yang menyebar di kota Wuhan dua bulan lalu, sebelum corona diidentifikasi. Dokter itu telah meninggal setelah terinfeksi virus corona itu sendiri.

Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan jumlah kematian akibat virus corona tetap stabil. WHO menyebut, hampir 25.000 dari lebih dari 34.000 kasus terdapat di provinsi Hubei Cina, tempat kota Wuhan berada. Hanya dua provinsi Cina lainnya yang memiliki lebih dari 1.000 kasus.

WHO mengatakan mereka telah mengamati stabilisasi jumlah kasus selama empat hari terakhir dan memperingatkan jumlah ini hanya sementara karena banyak kasus yang diduga belum terungkap.

"Pusatnya adalah Hubei, dan bahkan di Hubei kita melihat beberapa stabilisasi dalam empat hari terakhir, tetapi kita harus memahaminya dengan hati-hati. Virus corona bisa menunjukkan stabilitas dan kemudian bisa meledak," kata Ghebreyesus.

"Sangat sulit untuk berspekulasi," katanya.

Namun demikian, para pejabat WHO mengatakan mereka mengambil keuntungan dari peluang ini untuk mengumpulkan data tentang jumlah, dan sifat, dari kasus-kasus tersebut.

Ghebreyesus juga menekankan WHO bekerja sama dengan perusahaan media sosial, seperti Facebook dan Google, untuk menghalangi penyebaran informasi yang salah tentang virus corona.

"Di WHO, kami tidak hanya memerangi virus; kami juga memerangi hoaks dan teori konspirasi yang mendorong informasi yang salah soal wabah," katanya.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH