tirto.id - Prancis dan Australia dilaporkan bakal mengirim ribuan amunisi peluru berkaliber 155mm ke Ukraina. Keputusan tersebut dilakukan setelah Presiden Volodymyr Zelensky mendesak sekutunya untuk segera mempercepat pengiriman suplai senjata.
Seperti diberitakan Washington Post, Menteri Pertahanan Prancis Sébastien Lecornu dan Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mencapai kata sepakat untuk memasok ribuan peluru kepada pasukan Ukraina yang bertempur melawan Rusia.
Gelombang pertama dikirim pada pekan depan setelah menanggapi permintaan Zelensky yang ingin segera mendapatkan tambahan pasokan senjata dari negara lain.
"Rusia ingin memperpanjang perang untuk menguras kekuatan kami. Kami harus mengejar waktu. Kami harus mempercepat suplai dan membuka opsi-opsi persenjataan baru yang diperlukan untuk Ukraina," kata Zelensky.
Atas hal itu, Rusia mengancam negara-negara Barat bahwa akan terjadi eskalasi konflik yang signifikan jika mereka mengirim pasokan senjata yang lebih banyak untuk Ukraina.
Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin mengatakan,"Situasi saat ini sudah buntu, mengarah pada eskalasi yang signifikan. Negara-negara NATO semakin terlibat secara langsung dalam konflik."
Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-342
Sebagaimana diwartakan AP News, terjadi serangan pada Senin, 30 Januari 2023 di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, yang mengakibatkan 5 warga sipil tewas.
Menurut keterangan Gubernur Oleh Synehubov, salah satu di antara yang tewas adalah seorang perempuan. Sedangkan 3 lainnya mengalami luka-luka.
Kharkiv selama ini menjadi arena pertempuran Ukraina-Rusia. Tentara Rusia sempat menduduki wilayah tersebut sebelum pasukan Ukraina kembali merebutnya.
Di sisi lain, Al-Jazeera memberitakan 1 orang tewas dalam serangan udara di Kharkiv. Selain itu, sebagaimana disebutkan pejabat Ukraina, 3 orang juga tewas dalam gempuran tentara Rusia di Kherson.
Situasi menegangkan masih terjadi di kota Bakhmut dan Donetsk. Baik Rusia maupun Ukraina saling mengklaim wilayah tersebut.
"Unit-unit pasukan pertahanan Ukraina menahan serangan di daerah Blahodatnem, di wilayah Donetsk," kata pejabat militer Ukraina, dikutip The Guardian.
Masih menurut mereka, setidaknya pasukan Ukraina sudah menggagalkan serangan di 13 pemukiman di Donetsk.
Sementara pasukan paramiliter Wagner Group yang berperang melawan Ukraina di kawasan itu, dituding sebagai bentukan Rusia. AS bahkan menetapkannya sebagai organisasi kriminal transnasional.
Selama sehari terakhir, Russia News Agency melaporkan, tentara Rusia melancarkan serangan di Donetsk dan Zaporozhye selatan hingga menimbulkan kerusakan pada brigade tank Ukraina di dekat Ugledar yang menyerang 25 tentara Ukraina.
Serangan ini juga menghancurkan 2 kendaraan tempur lapis baja, 1 unit Howitzer D-20, 2 buah Howitzer D-30, serta senjata artileri Gvozdika.
"Unit-unit dari kelompok tempur Timur melanjutkan operasi ofensif di kawasan selatan Donetsk dan Zaporozhye," kata Igor Konashenkov, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia.
"Mereka berhasil merebut lebih banyak lokasi dan menimbulkan kerusakan pada unit-unit brigade tank pertama tentara Ukraina di dekat Ugledar di Republik Rakyat Donetsk dan brigade pertahanan teritorial ke-102 di dekat Uspenovka di Zaporozhye," sambungnya.
Selain melancarkan serangan di wilayah tersebut, Rusia juga menghajar 35 tentara Ukraina di daerah Kupyansk.
Penulis: Beni Jo
Editor: Alexander Haryanto