tirto.id - Info Gempa Terkini & Penjelasan BMKG Penyebab Gempa Sikka NTT M 3.8
Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 3,8 mengguncang wilayah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur pada Senin, 6 September 2021 pukul 10.34 WITA.
Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter terletak pada koordinat 8,43 LS dan 122,27 BT tepatnya di laut pada jarak 22 km timurlaut Maumere dengan kedalaman 10 km.
"#Gempa Dirasakan Magnitudo: 3.8, Kedalaman: 10 km, 06 Sep 2021 09:34:55 WIB, Koordinat: 8.43 LS-122.27 BT (Pusat gempa berada di Laut 22Km Timur Laut Maumere-Sikka), Dirasakan (MMI): III Maumere #BMKG," tulis akun Twitter @infobmkg.
Kepala Badan Mitigasi Gempa Bumi dan Bencana BMKG, Daryono, dalam keterangan resmi yang diterima Tirto, Senin (6/9) menyatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, maka gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif.
Dampak gempa berupa guncangan dirasakan di Maumere dalam skala intensitas III MMI di mana guncangan dirasakan oleh warga seolah ada truk berlalu.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Menurut hasil hasil monitoring BMKG hingga pukul 12.00 siang tadi, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).
Apa Itu Skala MMI?
Skala MMI atau Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada 1902.
Skala MMI lalu dimodifikasi oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann pada 1931. Skala MMI terbagi menjadi 12 kategori dampak guncangan gempa bumi.
Petunjuk soal dampak gempa yang dimaksudkan pada setiap kategori skala MMI adalah sebagai berikut:
Skala I MMI: Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
Skala II MMI: Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Skala III MMI: Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Skala IV MMI: Getaran dirasakan banyak orang di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Skala V MMI: Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Skala VI MMI: Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik bisa rusak, kerusakan ringan.
Skala VII MMI: Setiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur. Cerobong asap pecah. Getaran dirasakan oleh orang yang naik kendaraan.
Skala VIII MMI: Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen bisa roboh. Air menjadi keruh.
Skala IX MMI: Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
Skala X MMI: Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah pun terbelah, rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
Skala XI MMI: Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
Skala XII MMI: Hancur sama sekali, Gelombang tampak di permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
Editor: Addi M Idhom