tirto.id - Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Bursa Malaysia Berhad menjalin kerja sama guna membangun pasar modal Islam di kedua negara.
"Kami berharap kerja sama ini dapat mengembangkan instrumen dan produk dari pasar modal Islam sebagai acuan bagi ekonomi global," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio pada acara penandatanganan nota kesepahaman di sela-sela Forum Ekonomi Islam Dunia ke-12 di Jakarta, Selasa (2/8/2016).
Dia menambahkan kerja sama ini merupakan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh Indonesia dan Malaysia dalam memperoleh banyak keuntungan bagi kedua negara yang merupakan pusat pasar modal Islam terkemuka di dunia.
Sementara itu, Pejabat Tinggi (CEO) Bursa Malaysia Datuk Seri Tajudin Atan mengatakan kerja sama kedua negara tersebut merupakan upaya dalam mengembangkan pasar modal serta menyediakan likuiditas dan produk-produk Islam.
"Saya optimistis kerja sama ini dapat menumbuhkan pasar modal Islam di Malaysia dan Indonesia," katanya.
Laporan dari "State of the Global Islamic Economy 2016" (Laporan Ekonomi Islam Global), nilai pasar Islam diperkirakan mencapai 1,81 triliun dolar AS. Dari nilai tersebut, 295 miliar dolar AS merupakan nilai sukuk dengan pertumbuhan rata-rata enam persen per tahun.
Sementara itu, nilai aset pasar keuangan Islam global pada 2014 tumbuh 9,69 persen dibandingkan pada 2013 sebesar 1,65 triliun dolar AS.
Nilai aset pasar keuangan Islam global diperkirakan tumbuh sebesar 3,24 triliun pada 2020.
Dua negara ASEAN yang memiliki pasar keuangan Islam terbesar di dunia adalah Indonesia dan Malaysia. Malaysia, saat ini merupakan pasar keuangan Islam terbesar di dunia, sementara Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Dengan penduduk 250 juta jiwa, Indonesia diharapkan menjadi pasar Islam terbesar di masa mendatang.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari