Menuju konten utama

Indonesia Fokuskan Empat Jenis Bantuan dari 18 Negara Asing di Palu

Indonesia memprioritaskan empat bantuan negara asing ke Palu antara lain alat angkut udara, air bersih, tenaga medis, dan fogging.

Indonesia Fokuskan Empat Jenis Bantuan dari 18 Negara Asing di Palu
Anggota Basarnas mengevakuasi jenazah korban gempa di Petabo, Palu Selatan, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). ANTARAFOTO/Akbar Tado.

tirto.id -

Sebanyak 18 negara asing menyatakan siap memberikan bantuan kepada Indonesia untuk menangani dampak bencana alam gempa bumi-tsunami-dan tanah amblas di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyampaikan, kendati Indonesia membuka bantuan asing, pemerintah hanya memprioritaskan empat jenis bantuan yakni pengadaan alat angkut udara, pengadaan air bersih, dan tenaga medis, dan juga pengasapan (fogging) jenazah.

Wiranto beralasan empat kriteria bantuan tersebut adalah hal yang sulit dipenuhi Indonesia dalam waktu singkat.

"Atas kebutuhan adanya mobilisasi beberapa kebutuhan untuk meringankan saudara-saudara kita di Palu dan sekitarnya maka diputuskan kita untuk menerima bantuan," tegas Wiranto, Senin (1/10/2018) di Gedung Kemenkopolhukam, Jakarta.

Menurut Wiranto, bantuan ini merupakan hubungan timbal balik Indonesia dengan negara lain. Di antara 18 negara tersebut, sebagian besar di antaranya sudah pernah dikunjungi presiden.

"Arah bantuan ini adalah negara yang menawarkan. Negara yang tertentu yang punya kapasitas untuk sesuatu yang kita butuhkan. Bantuan itu bisa berwujud barang, bisa berwujud alat dan berbentuk keahlian. Yang penting time frame-nya tepat," tuturnya lagi.

Untuk masalah alat angkut udara, Wiranto menegaskan Indonesia hanya bisa menggelontorkan pesawat kecil untuk diterbangkan ke Palu. Masalahnya, landasan yang tadinya sepanjang 2.500 meter mengalami kerusakan sepanjang 200 meter. Pesawat jenis C130 Hercules masih bisa mendarat, tetap jumlahnya pun tidak banyak.

Untuk masalah air bersih, Wiranto mengucapkan sumber air bersih sulit didapat. Sumur-sumur sekalipun sulit diakses karena tetap harus menggunakan listrik.

Dua masalah lain yakni soal tenaga kesehatan dan pengasapan. Pengasapan ini diperlukan agar mayat yang terlambat dikubur tidak menularkan penyakit. Wiranto berharap malam ini sudah ada keputusan.

"Sekarang perwakilan negara asing sedang berkumpul dengan wakil Menlu untuk membicarakan ini. Hasilnya saya tunggu malam ini," tegasnya.

Delapan belas negara asing itu di antaranya: Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Swiss, Norwegia, Australia, Uni Eropa, Qatar, Ceko, dan Perancis.

Baca juga artikel terkait GEMPA PALU DAN DONGGALA atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Agung DH