Menuju konten utama
Sejarah Indocina

Indochina atau Indocina Tentu Saja Bukan Indonesia

Indocina bukanlah Indonesia yang terpengaruhi Cina. Wilayah Vietnam, Laos, dan Kamboja dinamai Indocina karena terpengaruhi India dan Cina.

Indochina atau Indocina Tentu Saja Bukan Indonesia
Vihara Vinh Nghiem di Vietnam. FOTO/Istock

tirto.id - Kata Indocina sedang menjadi bahan pembicaraan netizen. Berawal dari unggahan foto seorang warga Indonesia yang melihat tulisan "Indochina" di ruang check-in bandara KLIA2, Kuala Lumpur. Dan ia tak menemukan tulisan Indonesia di papan informasi tersebut. Ia pun meluapkan kekesalannya di media sosial Facebook dan menanyakan di mana letak negara Indocina.

Unggahan dan pernyataannya tentu mengundang berbagai komentar di tengah munculnya sentimen anti-Cina di Indonesia. Dalam penelitian terbaru Saiful Mujani dari Lembaga Survei Indonesia terkait intoleran per November 2016, kebencian terhadap kelompok etnis Cina sebesar 0,8 persen.

Sehingga ketika melihat kata "Indochina" terutama di papan informasi tujuan penerbangan, sebagian orang menyimpulkan jika "Indochina" adalah Indonesia dan Cina. Oleh karena itu, maskapai AirAsia pun menanggapi komentar warga negara Indonesia tersebut melalui akun Twitternya. “Indocina adalah sebuah nama ciptaan orang Eropa pada abad 19 untuk sebuah area di Asia Tenggara yang budayanya dipengaruhi oleh India & Cina.”

Indochina atau Indocina bukanlah negara Indonesia, atau pun negara Cina. Indocina adalah kawasan di Asia Tenggara yang berada di timur India dan di sebelah selatan Cina meliputi Vietnam, Kamboja dan Laos, kata Bernard Philippe Groslier dalam bukunya Indochine, Carrefour des Art yang diterjemahkan oleh Soeroso (Indocina: Persilangan Kebudayaan, 2007:59)

Mengapa disebut Indocina?

Di awal masehi, orang Cina melakukan ekspansi ke wilayah selatan (sekarang wilayah Vietnam). Mereka juga menyebarkan budaya Cina di wilayah tersebut. Tercatat, sejak tahun 214 SM, Tsin Cheu Houang Ti—pemersatu negeri Cina—diketahui telah menaklukkan bagian utara Tonkin. Tonkin saat ini masuk dalam wilayah Vietnam dan letaknya berada paling utara dari negara Vietnam.

Setelah Cina menguasai Vietnam, orang-orang Cina mulai berdatangan ke Vietnam dan memenuhi kota Kanton yang merupakan ibu kota provinsi Giao-chi. Kedatangan bangsa Cina ke Vietnam pun tak dapat dibendung oleh orang proto-Thai dan kelompok proto-Vietnam—penduduk asli wilayah tersebut.

Penduduk Cina mulai mengatur pembagian provinsi. Wilayah militer dan kepolisan juga dibentuk termasuk struktur administrasi dengan kekuasaan tertinggi tetap di tangan penduduk setempat. Namun pemerintahan di wilayah tersebut dijalankan menurut peraturan Cina dan bahasa Cina menjadi bahasa resmi di wilayah tersebut.

Cina juga mulai menguasai tanah dan membangun seperti bendungan untuk mengaliri lahan pertanian yang mereka kuasai dan mereka pun mulai membangun koloni. Penduduk setempat belajar dan meniru cara kerja termasuk budaya Cina.

Selain Cina, India juga melakukan indianisasi di wilayah timurnya yakni Asia Tenggara. Sejak abad pertama Masehi, orang India mulai menyusuri pantai-pantai Asia Tenggara dan menyebar pengaruhnya di wilayah tersebut.

Penduduk Asia Tenggara mulai mempelajari unsur peradaban yang dimulai dengan mempelajari bahasa India. Pengaruh indianisasi dapat dilihat pada Kamboja dan Laos. Selain itu, kebudayaan India juga disebarkan di wilayah tersebut dan dapat ditemui di dekat pantai-pantai Kamboja.

Cina dan India memainkan peran penting dalam perkembangan Vietnam, Kamboja, dan Laos, hingga Perancis hadir dan menguasai wilayah-wilayah tersebut dan membentuk federasi yang dinamai French Indochina meliputi Kamboja, Laos dan Vietnam pada 1887 (Sistem Politik Indocina 1945-1990, 2015: 21). Hanoi dipilih sebagai ibukotanya.

Pemilihan nama Indocina didasarkan pada kombinasi antara India dan Cina oleh Conrad Malte-Brun, geograf asal Perancis. Kata Indo sesungguhnya tidak merujuk kepada Indonesia melainkan India, berkaca dari pengaruh India dan Cina di abad pertama di wilayah tersebut. Sedangkan nama Indonesia sendiri berasa dari kata Indo (India) dan Nesos (Kepulauan), sehingga nama Indocina tak merujuk ke Indonesia.

Setelah dikuasai Perancis, federasi bentukan kolonial ini jatuh ke tangan Jepang pada 1945. Namun kekuasaan Jepang juga berakhir setelah bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Federasi ini pun berakhir tahun 1954.

Perancis secara resmi meninggalkan kekuasaannya kepada penguasa lokal Vietnam, Kamboja dan Laos. Tiga wilayah ini pun merdeka dan menjadi negara yang berdaulat hingga saat ini dan tetap disebut Indocina.

Indocina terus berkembang. Vietnam menetapkan Hanoi sebagai ibu kota negaranya. Laos menetapkan Vientiane sebagai ibu kotanya dan Kamboja menetapkan Phnom Penh sebagai ibu kotnya. Hingga saat ini, Vietnam menggunakan bahasa resmi Vietnam yang dipengaruhi oleh bahasa Cina.

Sedangkan Laos menggunakan bahasa Lao sebagai bahasa resmi. Bahasa ini tentunya dipengaruhi oleh India. Kamboja menggunakan bahasa Khmer sebagai bahasa resmi yang juga tak lepas dari pengaruh bahasa sanskerta, terutama soal kosa kata yang berhubungan dengan pekerjaan dan agama.

Untuk Vietnam, suku mayoritas saat ini adalah Kinh. Populasi suku Kinh mencapai 85,7 persen dari total populasi di Vietnam menurut data pemerintah Vietnam tahun 2010. Suku Kinh diketahui juga menjadi salah satu suku di Cina di provinsi Guangxi.

Di Kamboja, suku dengan populasi terbesar adalah Khmer. Suku ini mencapai 97,6 persen dari total populasi di Kamboja. Sedangkan Suku terbesar di Laos adalah suku Khmu. Populasi dari suku ini mencapai 88 persen dari total populasi penduduk Laos. Sedangkan untuk agama utama di Indocina didominasi oleh Buddha Theravada.

Infografik Indocina Indonesia

Hubungan Indocina dengan Indonesia

Indonesia memang tidak termasuk dalam istilah Indocina, seperti Cina dan India. Meski demikian, Indonesia kini sedang memperluas pengaruh di Indocina melalui bahasa. Seperti yang dilakukan Cina dan India, puluhan abad lalu. Menurut Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Amir Mahmud, Bahasa Indonesia dijadikan bahasa asing kedua oleh Pemerintah Kota Ho Chi Minh, Vietnam.

"Bahasa Indonesia sejajar dengan Bahasa Inggris, Prancis dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan," kata Konsul Jenderal RI di Ho Chi Minh City untuk periode 2007-2008, Irdamis Ahmad, seperti dilaporkan Kompas.

Sejak tahun 2007, pemerintah daerah Ho Chi minh telah menetapkan sebuah kebijakan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi kedua bagi warga setempat. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai mata pelajaran di seluruh sekolah dan universitas di wilayah tersebut.

Pemerintah daerah Ho Chi Minh bahkan meminta bantuan kepada Pemerintah Indonesia untuk mendatangkan guru Bahasa Indonesia guna melatih beberapa guru-guru di daerah tersebut. Pemerintah Indonesia melalui Konsulat Jenderal RI di Ho Chi Minh City sudah mulai menyumbangkan sarana untuk pengembangan Bahasa Indonesia.

Sehingga kini, Indocina tak hanya rasa India dan Cina tapi kini ada juga rasa Indonesia.

Baca juga artikel terkait INDOCINA atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Humaniora
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Maulida Sri Handayani