tirto.id - Elektabilitas Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan dibanding saat Pilpres 2014 lalu. Pendapat itu disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei lembaganya, Rabu (6/6/2018).
Dalam survei yang berlangsung Maret hingga Mei 2018, elektabilitas Jokowi mencapai 50 persen. Ia unggul dari Prabowo Subianto (39 persen) dalam pertanyaan pilihan 2 nama calon presiden.
Jokowi juga menjadi sosok peraih dukungan terbanyak dalam pertanyaan terbuka survei Indikator. Presiden ketujuh itu memiliki elektabilitas 29,7 persen, unggul dari Prabowo (17 persen), Gatot Nurmantyo (2,1 persen), dan nama-nama lain.
"Pak Jokowi sudah jadi capres electable di Jawa Barat. Petanya berubah, tapi nama seperti Prabowo lebih populer dibanding nama capres alternatif seperti Gatot," ujar Burhanuddin di kantornya.
Indikator juga menemukan fakta bahwa mayoritas responden ingin calon wakil presiden di pemilu mendatang berasal dari generasi muda. Baik pendukung Jokowi dan Prabowo mayoritas ingin cawapres muda untuk kandidatnya.
Selain itu, ada 47 dan 49 persen pendukung Jokowi dan Prabowo yang memandang penting kualitas cawapres ideal untuk kandidatnya.
"Baik pendamping Jokowi atau Prabowo, bagi masyarakat Jabar, yang penting adalah kemampuan dalam membantu menjalankan pemerintah, terlepas dari populer atau tidak," kata Burhanuddin.
Survei Indikator memiliki tingkat margin of error kurang lebih 3,5 persen. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka.
Ada 5.169 responden survei Indikator. Ribuan responden itu adalah gabungan dari seluruh daerah pemilihan di Jawa Barat. Tetapi, Indikator menggunakan sampel basis 800 responden untuk mendapat hasil survei di tingkat provinsi.
Data basis survei dibuat sesuai proporsi pemilih di masing-masing kabupaten/kota.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto