Menuju konten utama

Indikator: Debat Pilpres Berdampak Kuat Bagi Swing Voters

Menurut Burhanuddin, tipikal swing voters ini masih sangat mungkin ditarik oleh kedua kubu, terutama dalam debat nanti.

Indikator: Debat Pilpres Berdampak Kuat Bagi Swing Voters
Pasangan calon presiden dan wapres, Joko Widodo (kedua kiri)-Ma'ruf Amin (kanan) dan Prabowo Subianto (kiri)-Sandiaga Uno (kedua kanan), menunjukkan nomor urut Pemilu Presiden 2019 usai pengundian di KPU, Jakarta, Jumat (21/9). Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapatkan nomor urut 01, dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat nomor urut 02. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye/18

tirto.id - Direktur Eksekutif lembaga survei Indikator Politik Indonesia (Indikator) Burhanuddin Muhtadi menyampaikan debat pasangan calon peserta pilpres 2019 tidak bisa dianggap enteng.

Sebab, kata Burhanuddin, ajang debat bisa berpengaruh kepada elektabilitas pasangan calon di Pilpres 2019 mendatang, terutama bagi pemilih yang masih bisa berpindah dukungan.

Burhanuddin mengatakan, ada beberapa tipe pemilih. Pertama adalah pemilih fanatik yang sudah memantapkan pilihannya. Kedua adalah pemilih yang menetapkan piihan, tetapi masih belum yakin seutuhnya. Sedangkan yang ketiga adalah mereka yang belum mempunyai pilihan atau swing voters.

“Efek debat ada di pemilih 2 dan 3. Pemilih pertama, efeknya minimal,” kata Burhanuddin di Menteng, Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Menurut dia, tipikal swing voters ini masih sangat mungkin ditarik oleh kedua kubu, terutama dalam debat nanti.

Untuk itu, Burhanuddin berharap pasangan calon mempersiapkan diri semaksimal mungkin agar terlihat meyakinkan dalam debat. Jangan sampai meremehkan karena sudah ada bocoran pertanyaan dari panelis, lalu tidak mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

“Pemilih jenis ini sangat mungkin terpengaruh oleh performa dari masing-masing paslon di debat nanti. Karena mereka pilihannya tidak membabi buta, mereka tidak pemilih fanatik,” kata dia.

“Kalau ternyata performa paslon yang awalnya tidak didukung, meyakinkan, dia bisa saja pindah. Tentu saja efeknya akan lebih kuat di kalangan swing voters, terutama yang belum punya pilihan apapun, yang indifferent, yang bisa ke kanan ke kiri,” lanjut dia.

Meski Burhanuddin belum bisa memastikan seberapa kuat pengaruh debat kali ini dalam menentukan elektabilitas paslon karena sudah ada bocoran pertanyaan.

Burhanuddin kemudian mengambil contoh debat televisi pertama di Amerika saat Richard Nixon berhadapan dengan John F Kennedy. Kala itu, John F Kennedy dianggap berhasil mengalahkan Nixon bukan hanya karena penguasaan materi debat, tetapi juga gaya penampilannya yang memukau di layar televisi.

“Jadi efek debat itu tergantung banyak hal, bukan hanya substansi. Ada penampilan, artikulasi, gaya komunikasi, itu juga membantu seseorang dalam menunjukkan bagaimana seseorang bisa maksimal. Nah, show ini yang harus diperhatikan kedua kubu. Tapi jangan lupa, debat yang ada modifikasi ini, juga punya dampak. Betapapun debatnya mungkin diprediksi tidak segreget 2014,” katanya lagi.

Baca juga artikel terkait DEBAT PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto