tirto.id - Nilai impor sepeda Indonesia menyentuh rekor tertinggi selama pandemi COVID-19. Per Juli 2020 nilai impornya mencapai 13,52 juta dolar AS, mengalahkan rekor Januari 2020 yang mencapai 11,93 juta dolar AS.
Nilai impor Juli 2020 naik 23,79 persen secara month to month (mtom) dari Juni 2020 senilai 10,92 juta dolar AS. Secara year on year (yoy), nilainya naik lebih tinggi di kisaran 55,71 persen dari posisi Juli 2019 sebanyak 8,68 juta dolar AS.
Melalui impor Juli ini, realisasi impor selama 7 bulan Januari-Juli 2020 menyentuh 52,55 juta dolar AS. Angka ini naik 31,54 persen dari periode yang sama di tahun 2019.
Jika dirinci impor terbanyak masih didominasi Cina sebanyak 12,57 juta dolar AS. Naik dari Juni 2020 yang hanya 10,56 juta dolar AS.
Setelah Cina, impor sepeda datang dari Britania Raya (Inggris) 304.326 dolar AS, Taiwan 284.281 dolar AS, Amerika Serikat 115.181 dolar AS, dan Singapura 105.979 dolar AS. Sisanya, 136.017 dolar AS datang dari gabungan berbagai negara.
Sementara itu impor komponen sepeda juga naik dan mengalahkan rekor selama pandemi di Januari 2020 senilai 29,47 juta dolar AS. Per Juli 2020, nilai impornya mencapai 31,09 juta dolar AS meningkat 35,38 persen secara mtom dari Juni 2020 yang hanya 5,20 juta dolar AS. Secara yoy nilainya naik 43,06 persen dari Juni 2019 yang mencapai 21,73 juta dolar AS.
Sama seperti impor sepeda utuh, impor komponen sepeda juga didominasi Cina. Per Juli 2020, Cina menyumbang mayoritas impor dengan nilai 18,91 juta dolar AS. Di posisi kedua ada Taiwan senilai 4,55 juta dolar AS, Vietnam 2,02 juta dolar AS, Jepang 1,51 juta dolar AS, dan Singapura 1,47 juta dolar AS. Sisanya, 2,61 juta dolar AS berasal dari gabungan berbagai negara.
Peningkatan impor sepeda ini sejalan dengan naiknya permintaan sepeda dalam negeri. Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) memperkirakan permintaan sepeda di tahun 2020 menyentuh 8 juta unit.
Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia mencatat selama pandemi pesepeda di DKI Jakarta meningkat hingga 1.000 persen atau 10 kali lipat. Naiknya jumlah sepeda terjadi karena moda transportasi ini dipandang aman untuk menjaga kebugaran di tengah pandemi. Sebagian masyarakat juga memanfaatkan sepeda untuk bepergian ke kantor sebagai pengganti transportasi umum yang memiliki risiko penyebaran.
"Peningkatan pesepeda selama pandemik dikarenakan masyarakat khawatir dengan infeksi virus di transportasi umum," kata Direktur ITDP Indonesia Faela Sufa kepada Tirto, Senin (15/6/2020).
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri