tirto.id - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyatakan, penurunan ekonomi global yang parah akibat terdampak COVID-19 menyebabkan lebih dari separuh negara-negara di dunia meminta bantuan dana darurat.
“Ini darurat tidak seperti yang lain. Itu bukan karena gubernur atau kesalahan yang buruk. Untuk alasan itu, kami menyediakan dana dengan sangat cepat," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva seperti dilansir dari CNBC, Kamis (16/4/2020).
Pihaknya, kata Georgieva, berharap dana tersebut lebih difokuskan untuk membayar para tenaga medis yang menangani COVID-19.
"Kami hanya meminta satu hal: Tolong bayar dokter dan perawat Anda, pastikan sistem [perawatan] kesehatan Anda berfungsi. Mereka termasuk orang yang rentan terinfeksi, responden yang harus dilindungi pertama kali," ujar Georgieva.
Pernyataan Georgieva tersebut datang setelah pada Selasa lalu IMF mengatakan, pihaknya mengharapkan perekonomian global untuk berkontraksi sebesar 3 persen tahun ini.
Dunia, tambah Georgieva, juga dapat melihat gaya resesi pada tahun 1930-an. Dana talangan yang diberikan saat ini telah memperkirakan ekspansi ekonomi sebesar 3,3 persen untuk tahun 2020 pada bulan Januari.
Georgieva mencatat, ekonomi global dapat berkembang sebesar 5,8 persen pada tahun 2021 jika virus corona dan kasus-kasus baru mulai surut.
Namun, dia menambahkan total pengeluaran atau output ekonomi secara global akan kurang dibanding tahun 2019, bahkan dengan lompatan seperti itu. Output ekonomi juga bisa lebih buruk jika virus melakukan "perjalanan ganda" di seluruh dunia.
"Ini pertama kalinya dalam sejarah IMF bahwa ahli epidemiologi sama pentingnya dengan ekonom makro untuk proyeksi kami. Kami benar-benar berharap para ilmuwan kami tidak akan mengecewakan kami," imbuh Georgieva.
Menurut data Johns Hopkins University, lebih dari 2 juta kasus coronavirus telah dikonfirmasi secara global hingga hari ini (16/4/2020), pukul 9.15 WIB. Di A.S. saja, terkonfirmasi lebih dari 600.000 kasus positif COVID-19.
Editor: Agung DH