tirto.id - Apple meluncurkan data mobilitas pergerakan orang bekerja selama masa lockdown atau karantina wilayah saat pandemi COVID-19. Data navigasi ini adalah hasil kolaborasi Apple bersama Google.
Seperti dirilis dari akun resmi Apple, Kamis (16/4/2020), data mobilitas ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat bagi pemerintah daerah dan otoritas kesehatan.
Selain itu, juga dapat digunakan sebagai landasan untuk kebijakan publik baru dengan menunjukkan perubahan volume orang yang mengemudi, berjalan atau menggunakan angkutan umum di komunitas mereka.
Informasi dan penjelasan lebih lanjut tentang tren mobilitas COVID-19 ini, bisa mengunjungi situs apple.com/covid19/mobility.
Apple menyatakan, lokasi yang digunakan tidak mengaitkan data mobilitas dengan ID Apple pengguna, dan Apple tidak menyimpan riwayat di mana pengguna berada.
Dengan menggunakan data agregat yang dikumpulkan dari Apple Maps, situs web baru ini menunjukkan tren mobilitas untuk kota-kota besar dan 63 negara atau wilayah.
Informasi ini dihasilkan dengan menghitung jumlah permintaan yang dibuat untuk Apple Maps sebagai petunjuk arah.
Set data kemudian dibandingkan untuk mencerminkan perubahan volume orang yang mengemudi, berjalan atau menggunakan angkutan umum di seluruh dunia.
Ketersediaan data di kota, negara, atau wilayah tertentu tunduk pada sejumlah faktor, termasuk ambang minimum untuk permintaan arah yang dibuat per hari. Apple mengklaim telah membangun privasi lokasi pengguna sejak awal.
Data yang dikumpulkan oleh Maps, seperti istilah pencarian, rute navigasi, dan informasi lalu lintas, dikaitkan dengan pengidentifikasi berputar dan acak yang terus-menerus diatur ulang, sehingga Apple tidak memiliki profil gerakan dan pencariannya.
Cara ini memungkinkan Maps untuk memberikan pengalaman hebat, sekaligus melindungi privasi pengguna.
Apple Bantu Perangi COVID-19
Apple juga menyatakan untuk berdedikasi mendukung respons dunia terhadap COVID-19 dan telah memasok serta menyumbangkan lebih dari 20 juta masker untuk para profesional medis di lini depan di seluruh dunia.
Apple juga telah menyatukan tim di seluruh perusahaan dan pemasoknya untuk merancang dan memproduksi pelindung wajah, dan mengirimkan 1 juta masker wajah per minggu ke area yang paling membutuhkannya.
Sementara untuk polisi, petugas pemadam kebakaran dan paramedis, Apple membantu Stanford Medicine membangun aplikasi baru untuk responden pertama yang merasakan gejala COVID-19, jika perlu, menjadwalkan janji temu untuk pengujian COVID-19.
Pembaruan terbaru untuk aplikasi dan layanan Apple membantu pelanggan menemukan informasi yang mereka butuhkan dengan cepat dan secara mudah menggunakan Siri dan Apple Maps.
Siri Audio Briefs untuk COVID-19 membantu pelanggan menerima berita dan informasi terbaru tentang pandemi melalui podcast pendek dari penyedia berita tepercaya.
Siri juga akan memberikan panduan dan sumber daya dari CDC jika ada pertanyaan tentang "Bagaimana saya tahu jika saya memiliki gejala coronavirus?"
Di Apple Maps, belanjaan, pengiriman makanan, dan layanan medis diprioritaskan pencarian yang dekat dengan lokasi, dan koleksi aplikasi telehealth yang tersedia di App Store.
Kemudian Apple juga menyediakan konten dan layanan kepada orang tua, guru, dan tim TI untuk membantu transisi ke pembelajaran virtual, termasuk pelatihan dan berbagai sumber daya online.
Untuk mempercepat pelacakan kontak, Apple dan Google baru-baru ini telah meluncurkan kemungkinan penggunaan Bluetooth untuk membantu pemerintah dan lembaga kesehatan mengurangi penyebaran virus, dengan tetap memperhatikan privasi dan keamanan pengguna.
Saat ini, Apple juga merilis alat skrining baru dan serangkaian sumber daya untuk membantu orang tetap mendapat informasi dan mengambil langkah tepat untuk melindungi kesehatan mereka selama penyebaran COVID-19, berdasarkan pedoman CDC terbaru.
Untuk informasi lebih lanjut, bisa mengunjungi apple.com/covid19.
Editor: Agung DH