tirto.id - Apple mendesain pelindung wajah untuk tenaga medis dan memasok lebih dari 20 juta masker melalui rantai pasokan global di tengah pandemik corona. Hal itu disampaikan oleh CEO Apple, Tim Cook, via akun Twitter-nya, Senin (6/4/2020).
"Tim desain, teknik, operasi, dan pengemasan kami juga bekerja sama dengan pemasok untuk merancang, memproduksi, dan mengirimkan pelindung wajah untuk tenaga medis," tulisnya via akun @tim_cook.
Tim Cook mengatakan pengiriman pertama diperuntukkan bagi fasilitas rumah sakit di Santa Clara Valley, AS, pada pekan lalu. Pelindung wajah itu diproduksi dalam waktu singkat per unitnya.
"Paket ini rata, seratus per kotak. Setiap pelindung wajah dirakit dalam waktu kurang dari dua menit dan sepenuhnya dapat disesuaikan," tulis @tim_cook.
"Kami mencari bahan dan manufaktur di AS dan Cina," imbuh CEO berusia 59 tahun itu.
Melansir The Verge, Apple berencana mengirim lebih dari saju juta pelindung wajah pada akhir pekan ini dan satu juta unit lagi setiap pekannya. Meski saat ini hanya fokus di AS, Apple berencana memperluas ke wilayah lain.
"Fokus kami adalah pada cara-cara unik Apple dapat membantu memenuhi kebutuhan esensial secara mendesak dan pada skala yang dibutuhkan," kata Cook.
Apple is dedicated to supporting the worldwide response to COVID-19. We’ve now sourced over 20M masks through our supply chain. Our design, engineering, operations and packaging teams are also working with suppliers to design, produce and ship face shields for medical workers. pic.twitter.com/3xRqNgMThX
— Tim Cook (@tim_cook) April 5, 2020
Sebelumnya, Apple telah menyumbangkan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker N95 sebanyak 1,9 juta unit kepada petugas medis yang ada di New York untuk merawat para pasien yang positif mengidap Corona COVID-19 di sana pada pekan lalu.
Cook mengatakan Apple telah membeli 10 juta masker untuk komunitas medis di AS, tapi yang tersedia masih kurang, sementara para profesional medis juga meminta peralatan tambahan untuk melindungi diri mereka sendiri saat merawat pasien, sebagaimana diwartakan CNBC.
Pada akhir Maret lalu, Apple merilis aplikasi dan situs web untuk cek gejala dini COVID-19. Apple rancang layanan ini berdasarkan pedoman dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Badan Penanggulangan Bencana Federal (FEMA).
Aplikasi dan situs web itu memungkinkan tak cuma pengguna Apple untuk menjawab serangkaian pertanyaan seputar faktor risiko, paparan, dan gejala terkini terkait COVID-19.
"Mereka akan menerima rekomendasi CDC pada langkah-langkah selanjutnya," kata Apple dalam sebuah pernyataan perusahaan pada 31 Maret 2020.
Hingga Senin (6/4) siang, kasus positif corona secara global telah menyentuh 1.274.023 kasus dengan 69.479 meninggal dan 260.484 sembuh, seturut data peta penyebaran COVID-19 Johns Hopkins.